Kegelisahan melihat kenyataan yang ada di kampungnya, selalu mencuat. Kampung yang berpotensi menjadi sejahtera, ternyata jauh tanda-tanda kemakmuran. Kopi yang seharusnya menjadi sumber kehidupan dan penghidupan, ternyata hanya sebatas membuat para petani untuk bertahan hidup. Hidup dalam kondisi serba kekurangan. Kondisi ini menciptakan nelangsa tersendiri bagi seorang pemuda desa. Namanya Gembel. Begitulah dia memperkenalkan dirinya ketika diwawancara pada Minggu 2 April 2017 di kafe kopinya.
KEMBALI KE ARTIKEL