Ibrahim Tarigan lahir di sumatra utara 6 agustus 1920. Ia adalah anak pertama dari 4 bersaudara. Ibrahim memiliki seorang ayah dan ibu yang bernama Ahmad Taji Tarigan dan Malem ginting. Ibu dari Ibrahim bekerja sebagai seorang petani sedangkan ayahnya tidak memiliki pekerjaan yang tetap tetapi suka mengahamburkan duit untuk berjudi,  yang membuat anaknya tidak terkontrol dan tak terurus. Ayah dari Ibrahim selalu menggunakan uang keluarganya untuk berjudi, minum air keras dan bermain dengan perempuan sehingga anaknya tidak mendapatkan kasih sayang dari seorang ayah, berbeda dengan ibunya yang bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya dan sebisa mungkin memberikan kasih sayang kepada anak anaknya. Walaupun ayah dari Ibrahim seperti itu, Ibrahim selalu tetap semangat, selalu baik dengan semua orang dan itu membuat tetangganya suka terhadapnya., Ibrahim memiliki suatu kelebihan yaitu dia bisa membuat orang suka terhadapnya dan juga memiliki kepintaran yang luar biasa. Suatu ketika disaat umurnya 12 tahun ia bertemu dengan seorang pemilik pesantren di medan, saat pemiliki pesantren tersebut melihat Ibrahim dia langsung mengajaknya untuk belajar mengaji ditempatnya secara gratis  karena ia sangat pandai dalam menerima sesuatu yang baru dan juga memiliki suara yang sangat indah dan bagus. Beberapa minggu kemudian ada sultan langkat dari medan yang rutinitasnya suka berkeliling ke daerah daerah. Kebetulan pada saat itu sultan tersebut mampir ke tempat pesantren untuk melihat anak anak sedang mengaji, begitu dia melihat ada seorang anak yaitu Ibrahim yang sangat pandai mengaji, dia pun terkesima dan akhirnya meminta izin kepada pemilik pesantren untuk membawa anak ini, lalu pemilik pesantren meperbolehkan sambil berkata
KEMBALI KE ARTIKEL