Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Sejuta Inspirasi di Blogshop #N5M Surabaya

19 Maret 2012   11:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:47 125 0

Hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012, saya bangun jam setengah empat pagi. Tepat satu jam berikutnya, travel yang akan mengantarkan saya dari Malang ke Surabaya datang menjemput. Setelah berpamitan pada ayah dan ibu, dengan semangat mencari ilmu menulis yang membara saya berangkat ke gedung Bank Indonesia di Jl. Pahlawan 105 Surabaya. Hari itu adalah pertama kalinya saya kesana.

Setelah sekitar tiga jam perjalanan pak sopir membangunkan saya yang tertidur pulas. “Sudah sampai di gedung BI mbak” katanya. “Mana pak gedungnya?”, “Itu yang gede di depan, tinggal nyebrang aja”. Saya turun dari mobil, terkesima oleh bangunan BI yang megah dan besar sekali berwarna favoritku, abu-abu.

Memasuki gedung BI, seorang satpam yang ramah mengantarku menuju ruang acara yang ada di lantai 5. Beberapa panitia cantik sudah menunggu, mereka memberi goody bag, kue kotak, lalu mempersilahkan saya untuk tanda tangan di kertas daftar acara dan banner. Banner itu hampir penuh dengan tanda tangan semua peserta. Mereka sudah di dalam dan ternyata acara baru saja mulai, wah saya telat.

Materi I oleh Pak Guru Luar Biasa: Johan Wahyudi

Consistency takes the main part of his success story, he wrote learning book for students hand in hand with his profession as a teacher. Dari pemaparan Pak Johan, ada banyak pengetahuan baru tentang arti menjadi seorang penulis bagi saya. Penulis buku sebenarnya adalah seorang pencuri yang baik! Maksudnya yaitu pandai mencuri makna / ide pada suatu pembicaraan, cerdik mencuri waktu untuk menulis, dan bisa mencuri peluang dari situasi dan kondisi yang ada. Kita memang seringkali melihat, mendengar, atau merasakan kejadian penting, tapi sedikit dari kita yang dapat mencuri makna di balik kejadian itu dan menuliskannya. Setelah mendapatkan ide untuk di tulis, maka tinggal ketekunan untuk menulis yang akan menentukan jadi tidaknya buku. Biarkan saja orang lain tidur, tapi tidak dengan penulis karena ada tulisan yang harus diselesaikan. Biarkan orang lain malas, tapi tidak dengan penulis karena mereka harus menyediakan waktu untuk menulis. Hindari hal-hal yang dapat menurunkan semangat menulis seperti televisi, nongkrong di pinggir jalan, dan bergosip. Sedikit lebih egois untuk menyelesaikan tulisan yang akan memberi kebaikan pada banyak pembaca lebih penting dari pada aktif bersosialisasi tanpa makna.

Beberapa tips untuk menjadi penulis yaitu membaca kebutuhan pasar karena pada dasarnya buku itu ditulis untuk dibaca oleh pasar/orang lain. Lalu berdiskusi dengan penulis yang sudah mahir untuk belajar dari pengalaman mereka. Setelah menulis dan yakin dengan tulisan, berikan naskah pada dua pakar yaitu pakar materi dan pakar bahasa karena mereka dapat menyempurkan tulisan kita. Apabila menerima banyak kritik dan saran dari pakar, terimalah dengan ikhlas karena koreksi dari mereka akan membuat tulisan menjadi lebih baik, walaupun kita merasa tulisan itu sudah yang terbaik. Setelah revisi maka publikasikan tulisan itu dan jangan lupa memilih penerbit yang sesuai dengan karakter tulisan kita. Ada banyak sekali penerbit dengan karakter yang berbeda satu sama lain, ada penerbit buku ajar, fiksi, non-fiksi, dan sebagainya. Tunjukkan bahwa kita bisa menembus dunia publishing, caranya? temui penerbit, beri tulisan terbaik kita, jalin hubungan dan komunikasi yang baik, dan tunggu akan ada kerjasama yang berkelanjutan untuk status baru kita sebagai penulis.

Pemaparan yang sangat bersemangat dan menggebu-gebu membuka mata peserta bahwa profesi penulis memang luar biasa. Bagi diri sendiri, menulis akan menambah pengetahuan dan pundi-pundi rupiah ke rekening kita. Bagi penerbit, tulisan akan menjadi aset untuk dijual. Bagi pembaca, tulisan akan menjadi sumber ilmu dan inspirasi. Tidak terasa waktu untuk materi pertama telah habis, terdapat sesi tanya jawab lalu dilanjutkan dengan ishoma. Sembari waktu istirahat peserta terlihat heboh berfoto-foto dengan pemateri dan masih melanjutkan diskusi. Seru!

Materi II Penulis Buku Negeri 5 Menara: Ahmad Fuadi

Here we go to listen the most waited speaker ever, he wrote true story about his own life experiences and along with the amazing story, his work was endorse as the best seller book. Disambut tepuk tangan yang meriah A. Fuadi yang mengenakan kemeja merah bermotif kotak tampil ke depan. Beliau memperkenalkan dirinya melalui video singkat perjalanan hidupnya. Wow saya kagum sekali, selama ini ia dikenal sebagai wartawan saja ternyata begitu banyak prestasi yang pernah diraihnya. A. Fuadi pernah mendapatkan 8 kali beasiswa di antaranya Fulbright ke Amerika, Chevening (salah satu beasiswa terbaik di dunia yang juga jadi cita-cita saya) ke Inggris, kuliah di Singapura, dan sebagainya. Beliau juga sudah keliling dunia menjadi backpacker selama bertahun-tahun. Soal profesi wartawan hanya salah satu dari sekian banyak prestasinya yang segudang. Keinginannya menulis novel bermula dari ambisinya untuk menjadi orang besar versi Gontor. Orang besar bukanlah mereka yang memiliki pangkat atau jabatan, melainkan mereka yang setelah lulus bisa mengamalkan ilmu dan berkontribusi bagi masyarakat. Hmm mulai serius nih..

Man Jadda Wa Jadda – Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil. Menulis dapat dilakukan oleh siapa saja, bukan karena sebagai wartawan yang terbiasa menulis, sehingga lebih mudah membuat novel. Salah. Justru kebiasaan menulis berita reportase yang formal membuat seseorang kesulitan menulis novel yang bahasanya penuh dengan dialog khas genre fiksi. Meyakini bahwa semua hal ada ilmunya, maka A. Fuadi membeli dan mempelajari buku-buku cara menulis novel yang baik. Filosofi dari mengapa orang mau membaca novel berdasarkan Harvey Chapman adalah untuk memahami, mencari hiburan, dan melarikan diri. Maka beliau pun memutuskan untuk membuat novel yang membawa pesan kebaikan.

Bagaimana prosesnya?

1.Why? – Mengapa aku menulis? Luruskan niat untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain melalui tulisan.

2.What? – Apa yang akan ku tuliskan? Temukan sesuatu yang kau tidak akan bosan membicarakannya selama berhari-hari karena itulah passion yang sebenarnya.

3.How? – Bagaimana menuliskannya? Cari bahan, materi, referensi, buku, foto, dan sebagainya karena tulisan yang baik tidak cukup hanya mengandalkan apa yang ada di kepala kita.  Semuanya butuh usaha keras, perjuangan, dan riset untuk menghasilkan karya di atas rata-rata.

4.When? – Kapan menulis? Jangan mencari waktu luang, tapi luangkan waktu untuk menulis. Cicil setiap hari karena sedikit-sedikit kata akan menjadi kalimat. Kalimat akan menjadi paragraf. Paragraf menjadi bab. Bab pun menjelma menjadi buku!

Bagaimana alur kerjanya?

1.Mind Mapping – Keluarkan ide-ide terbaik.

2.Kerangka Awal - Nantinya akan menjadi daftar isi.

3.Pointer – Menjabarkan ide

4.Bab dan Kalimat

5.Buku Siap Terbit

Di sela-sela menjelaskan materi, beliau bahkan tidak segan memperlihatkan contoh mind mapping, kerangka awal, bahkan pointer yang akan menjadi calon buku ketiganya. Benar-benar pembelajaran yang efektif, aplikatif, dan inspiratif. Selamat kapada A. Fuadi yang berhasil menyihir peserta menjadi berambisi menjadi penulis yang di atas rata-rata.  Luar biasa!

Materi III oleh editor, blogger, writer Kompasiana: Pak Iskandarjet

Setelah istirahat untuk sholat ashar dan coffee break MC pun memanggil pembicara di sesi terakhir. Peserta disuguhi materi penguat materi sebelumnya yaitu Bukan Tulisan Apa Adanya. Memang menulis itu bisa dilakukan semua orang, tapi tidak semua mau berusaha meningkatkan kualitas tulisannya. Jika kuantitas pengunjung tulisan kita tahun ini masih sama dengan tahun lalu artinya tidak ada peningkatan kualitas. Tentu sangat merugi orang yang tidak lebih baik dari hari kemarin. Oleh karena itu tulisan haruslah sesuatu yang bermanfaat dan bermutu!

Caranya? Pilih-pilih spesialisasi sektor yang akan ditulis. Terdapat sektor ekonomi, politik, olahraga, pariwisata, budaya yang semuanya merupakan isu penting dan muktahir akhir-akhir ini. Maka pilih saja salah satu yang paling kita kuasai, paling kita tahu, dan punya kemasan baru atau novelty. Melalui fokus dan setia pada satu tema akan secara otomatis meningkatkan kompetensi kita pada tema tersebut. Ini sudah dibuktikan oleh penulis-penulis hebat. Jadi kalau kita sudah menemukan tema pilihan, maka tinggal mengasah kreatifitas agar tulisan kita tidak ala kadarnya.

Satu pesan penting dari Pak Iskandarjet yang sangat penting yaitu pembaca hanya akan menilai tulisan berdasarkan kualitas tulisan itu. Tidak peduli siapa pun anda, jika tulisan itu bagus maka pengunjung blog pun ramai dengan sendirinya, begitu pula sebaliknya. Baiklah sudah siap menerima penilaian dari pembaca mengenai seberapa baikkah tulisan kita? posting tulisan di blog sekarang! Mari tunjukkan bahwa kita mampu memanfaatkan media maya sebagai ladang untuk memproduksi tulisan yang baik.

Finally one day blogshop with Kompasiana and IB Sharia Banking is not enough to discuss endless curiosity on writing! We are eager to see the next blogshop forum. Terakhir perwakilan IB Perbankan Syariah menyampaikan semangat IB Perbankan Syariah dalam membangun bangsa dan rasa bangganya atas terselenggaranya kegiatan positif ini. Beliau juga membagikan goody bag lagi bagi peserta yang dapat menjawab pertanyaannya. Benar-benar acara yang seru dan bermutu! Tempat yang luas dan mewah, makanan yang enak, pembicara yang super keren, materi yang bermanfaat, peserta yang bersemangat, banjir hadiah dan merchandise, dan sponsor yang baik, semuanya menarik.

Tulisanmu hanyalah fisik yang terlihat, jauh di balik tulisan itu terdapat makna, jiwa, dan bahasa yang disampaikan oleh hati. Tulislah tulisan yang baik karena tulisan akan abadi walaupun penulisnya telah tiada.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun