Aku pernah menunggunya di taman itu saat musim gugur datang, saat kami harus menghabiskan waktu bersama untuk beberapa kepentingan dalam hal pekerjaan di dalamnya. Saat itu angin menyeret daun yang belum sempat mengering untuk terjatuh dari ranting-ranting muda yang masih nampak segar. Bau tanah yang tersiram air masih kental menyengat masuk ke dalam lubang hidungku, bau yang pernah kucium saat aku menyandarkan pundakku di desa kelahiran yang membuat hati
adem ayem.
KEMBALI KE ARTIKEL