Barangkali -menurut saya- seseorang perlu mengingat masa-masa pahit untuk bisa berjuang menata sesuatu yang baru, yang bernilai. Misalnya, saat seseorang wanita pernah diberi harapan palsu alias di-PHP, dia mesti sadar sesadar-sadarnya untuk menghindari orang yang sama di waktu yang akan datang. Jika sadar bahwa dirinya di-PHP, sebagai seorang wanita yang bijak, hendaknya dia menggagas sesuatu yang bernilai untuk kebaikan dirinya sendiri. Ada baiknya juga jika dia introspeksi diri sendiri; salah di mana dalam menjalin sebuah hubungan dengan seseorang. Siapa tahu jika sudah ada perbaikan, yang PHP-in jadi balik PDKT. Jadi, lho, kok jadi bahas PHP dkk ya? Haha.
KEMBALI KE ARTIKEL