Sore ini aku terkejut dengan kesadaran sendiri tentang 'sebenarnya aku sudah DIMANA saat ini'. Kadang, ya kadang, ada saatnya aku lebih suka menjadi seorang apatis dan memilih menjadi seseorang yang hidup Soliter. Terlalu banyak hal yang kadang memicuku untuk berkomentar, positif maupun negatif terhadap yang menuliskan sesuatu. Bagiku terlalu idealis, terlalu sombong, dan lain-lain. Ada yang terang-terangan menyatakan keberatannya tentang pola birokrasi sampai 'menyampahi' pegawai yang bersangkutan. Kata orang sih, klasik juga jika orang birokrat ga pernah merasa puas dengan apa yang telah dia dapat. Katanya orang birokrat maunya ada uang dulu, baru kerja. Bagi yang perasa, merasalah.
Ah, entahlah. Bagiku, hidup ini BENAR pilihan. Kalau ada yang mau menyumpahi seseorang di media sosial, lakukan sajalah sesuka hati, jika itu yang membuatmu senang dan puas mencaci maki. Semua punya konsekuensi. Bahkan jika senang membaca komentar saja pun ada konsekuensi, waktu jadinya habis hanya membaca komentar. Barangkali dengan menyatakan ketidaksenangan atau keberatan terhadap orang lain di media sosial mampu memulihkan jiwanya yang gundah gulana.
Ah, sudahlah.
