Pupus sudah penantian yg ku tunggu di telaga pelabuhan
Sementara apa yg harus ku lakukan....!
Luka harus ku terima
Kecewa harus ku bawa
Jika emang inilah akhir kenyataanya
Lirih ku dengar denting hening bunyi ketika selebat embun mengantar bumi
Ku temukan selarik bait puisi
Sebarit hati serupa luka yang terlahir dari rahimnya sepi
Nadi menjalar menjadi demikian getas,meranggas
Ketika melerai berlahan kita saling meletakkan catatan mimpi yang belum usai kita akhiri
Di antara kungkungan sayap cahaya
Ku mencoba mengeja rangakaian tawa yang sempat kau titipkan pada senja
Ku simbak&ku buka
Tapi apa...?
Ternyata semua hampa
Gelap telah pudar berlabur bersama deras air mata
Hingga akhirnya kamu memilih DIA...