Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kurma

Misi Penyelamatan di Vertical Limit

10 Mei 2020   00:03 Diperbarui: 10 Mei 2020   00:04 804 3
Solidaritas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sifat (perasaan) solider, sifat satu rasa (senasib dan sebagainya), dan perasaan setia kawan. Sifat solidaritas tinggi umumnya dikenal di kalangan pendaki gunung.

Film survival Vertical Limit yang diproduksi Columbia Pictures tahun 2000 ini di antaranya mengangkat nilai solidaritas. Vertical Limit merupakan film yang mengisahkan upaya seorang kakak menyelematkan adiknya yang terjebak di K2, Himalaya. Gunung terberat di dunia.

Annie Garrett (Robin Tunney) bergabung menjadi pendaki di tim Vaughn (Paxton) dalam kampanye pemasaran. Tim ini dipimpin oleh pendaki yang sudah hafal medan Everest, Tom McLaren (Nicholas Lea).

Sayangnya, karena kesombongan Vaughn, tim ini menjadi terjebak dalam badai di ketinggian 26 ribu kaki.  Kakak Annie Petter Garret (O'Donnell) yang sejak awal sangsi dengan pendakian ini mengumpulkan beberapa orang untuk memulai misi penyelamatan. Sebuah misi yang lebih dikenal dengan misi bunuh diri.

Atas nama solidaritas, ia pun berhasil mengajak enam orang untuk bergabung dalam timnya. Meskipun, niat masing-masing berbeda-beda. Namun, satu tujuan Peter yaitu menyelematkan adiknya. "Aku tidak akan membiarkan Annie mati!"

Di tempat berbeda, Annie dan dua orang lainnya yang terjebak di gua es akibat badai salju mulai dibayang-bayangi edema atau penyakit paru-paru di ketinggian. Rasa solidaritas Annie, membuatnya tulus merawat sang leader, McLaren yang sudah sekarat. Ia rela berbagi suntik dex yang bisa memperlambat edema.

Dari film ini saya belajar banyak tentang nilai-nilai pendakian. Seperti yang diucapkan Peter diawal kepada adiknya, seharusnya sebelum mendaki gunung kita harus mempelajari karakter gunung tersebut. Bukan "mengejar deadline". Karena kondisi lapangan bisa berkata lain.

Setiap anggota harus jujur memberikan situasi medan. Sebab, menyembunyikan gejala alam maupun cuaca yang sebenarnya bisa berakibat fatal pada nyawa seseorang. Sebab, cuaca di gunung rentan berubah-ubah. Bahwa gunung selalu menjadi misteri seperti yang diperingatkan Montgomery Wick, malam sebelum Tim Vaughn berangkat.

Di film ini, saya merasa paling "jijik" dengan kesombongan Vaughn. Sejak awal dia abai pada keselamatan pendakian. Saat mendaki pun tidak mengikuti apa kata yang disarankan leader. Ambisinya untuk berada di puncak gunung untuk melambaikan tangan pada penerbangan perdana industrinya telah membawa kemalangan.

Pada akhirnya, saya belajar dari ucapan Komandan Pakistan yang berjaga di basecamp Himalaya. Kurang lebih katanya, orang National Geographic selalu diterima karena satu-satunya yang tidak ingin menaklukkan (dalam konteks berada di Pakistan). Ketika saya renungkan sejenak, sebaiknya saat memutuskan mendaki gunung kita tidak pernah berniat menaklukkan kecuali ego dalam dalam diri kita sendiri. Karena setiap gunung ada penjaganya. Karena setiap gunung adalah pancang bumi yang mengemban amanah Sang Maha Kuasa.

Bagaimana ending cerita garapan Martin Campbell ini, lebih baik menonton sendiri ya? Saya rekomendasikan film ini karena seru, banyak nilai yang dipetik, dan bakalan jatuh cinta dengan pesona Himalaya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun