12 Mei 1998. Waktu menunjukkan pukul 7, aktivitas di persimpangan Grogol berjalan seperti biasa. Orang-orang berlalu lalang untuk pergi ke kantor dan para mahasiswa pun bersiap untuk kuliah. Demikian pula halnya dengan Ibu Yati (bukan nama sebenarnya). Ia menata barang dagangannya di depan halte bus, memulai hari dengan harapan membawa pulang uang yang banyak untuk membayar uang pangkal anak sulungnya yang akan masuk STM.