Puan berkerudung merah marun
Menebar senyum seteduh embun
Mata terpana, hati tertegun
Memandang raut wajah yang anggun
Puan berkacamata emas menawan
Bergaya sembari berpangku tangan
Terkadang ke dua jari menunjuk awan
Membuat jiwa semakin tertawan
Laksana pelangi muncul setelah hujan
Di ujungnya, bidadari turun dari kayangan
Selendang terbentang di kedua lengan tangan
Singgah bermain di sebuah sendang
Lantas naik kembali, pulang menembus awan
Puan yang pernah datang menghadirkan angan
Setelahnya, pergi meninggalkan kenangan
Walau singkatnya waktu perjumpaan
Sudah cukup membuat jiwa jauh terbenam dalam angan dan harapan
Memimpikan hidup menua bersama di masa depan
Diabadikan dalam lembar kertas dengan coretan tinta pena di tangan