Pekerjaan sebagai fasilitator pemberdayaan di desa bukan pekerjaan gampang. Tidak banyak yang bisa bertahan bekerja sebagai fasilitator, Banyak yang kalah sebelum bertempur, tak sanggup jika ternyata ditempatkan di daerah yang jauh, terpencil. Atau ada yang terpaksa bertahan menunggu batas akhir kontrak, atau telah mendapatkan batu loncatan lain. Banyak pula yang mundur, karena tidak terampil menjadi komunikator yang baik sebagai penyampai pesan yang handal untuk membuat perubaha, tidak cakap menghadapi watak masyarakat desa yang terkadang juga sulit dan belum tentu mau menerima kehadiran orang luar.