Aku pikir ada perjalanan panjang yang kita jajaki,
Layaknya mentari yang menemani siang,
Juga rembulan yang bersandar pada malam.
Usai siang berganti malam,
Aku pikir surya tetaplah cerah dan rembulan tetaplah menawan,
Ah
Ternyata aku salah
Sebab surya bisa saja kelabu dan rembulan bisa menjadi redup.
Aku yang percaya akan kesetiaan cinta,
Lama-kelamaan aku muak dengan segala dinamikanya,
Cinta yang dibilang setia nyatanya bisa lekang,
Cinta yang dibilang abadi nyatanya nihil.
Aku yang dipecundangi dunia retorika atas nama cinta,
Pamit menghilang dari tatanan norma sosial,
Menelan pil pahit setiap ejekan makhluk sosial,
Lebih memilih kehilangan akal sehat dan dibilang gila.
Bahagialah kamu bersama dia,
Kamboja yang hadir dalam taman yang pernah kita rawat,
Kemudian bercabang dan aku kau tinggalkan.
Kasih aku pamit pergi menghilang dari taman sosial nostalgia,
Ketimbang memaksakan rasa yang terlanjur dilacurkan,
Kasih sampaikan salamku pada semua bunga dalam taman sosial,
Bilang saja terimakasih telah menertawakan kebodohan cintaku.
Riki Goi
Kupang, 29 Oktober 2021