Kau tak sadar, mataku menyapu.
Bukan soal matematika,
Hanya hatiku yang berdetak dua kali lipat cepatnya.
Bel tanda ganti pelajaran berdentang,
Aku berpura-pura sibuk buka buku sejarah perang.
Padahal di hati, cinta sedang berperang,
Apakah harus kuungkap atau cukup kupegang?
Di kantin kau pesan es teh manis,
Aku di belakang, pura-pura pesen risoles yang tak manis.
Saat mata kita beradu, aku gugup luar biasa,
Padahal baru kemarin lihat kamu bercanda biasa.
Cinta di sekolah memang sederhana,
Lewat tulisan kecil di ujung bangku tua.
Tapi percayalah, meski kau tak menyadari,
Namamu sudah jadi password WiFi di hati ini.