Mohon tunggu...
KOMENTAR
Analisis Pilihan

Cara Jitu Orang HRD Memilih Presiden

13 Februari 2024   14:20 Diperbarui: 13 Februari 2024   14:28 143 3
Besok bangsa ini akan melangsungkan pemilihan umum untuk memilih presiden, wakil presiden, dan legislatif. Masih banyak orang yang sudah tahu siapa pasangan yang tidak akan dipilihnya, tapi belum memutuskan siapa pasangan yang akan dipilihnya. Daripada hanya berpegangan pada prinsip 'choose the lesser evil' atau 'memilih yang terbaik dari yang terburuk', sebagai mantan profesional di Human Resources Departement saya mau membagikan cara jitu yang kami pakai untuk memilih kandidat terbaik dari sekian banyak pelamar kerja.

GUNAKAN METODE STAR

Metode STAR adalah sebuah metode yang digunakan dalam mewawancarai seorang pelamar kerja. Jaman sudah berubah, berbagai metode baru dalam wawancara pekerjaan telah diperkenalkan, tetapi bagi saya Metode STAR tetap relevan dengan kebutuhan perusahaan dan mampu menggali berbagai aspek di dalam diri si kandidat.

STAR sendiri adalah singkatan dari kata-kata 'Situation/Task', 'Action', dan 'Result'. Prinsip utama dari Metode STAR adalah memprediksi perilaku si kandidat di masa depan dengan cara menganalisa perilakunya di masa lalu. Oleh karena itu, pertanyaan-pertanyaan pengandaian seperti 'Seandainya kamu diberi tugas A' atau 'Seandainya kamu menduduki posisi B' dan seterusnya, tidak akan ditemukan di dalam Metode STAR.Metode ini cocok digunakan untuk mewawancarai kandidat untuk berbagai jenjang posisi dan juga fresh-graduate yang notabene belum memiliki pengalaman kerja.

'S' DAN 'T' UNTUK SITUATION (SITUASI) ATAU TASK (TUGAS)


Setiap manusia adalah kumpulan dari berbagai pengalaman di dalam hidupnya. Dari setiap pengalaman dia menumbuhkan kemampuan menganalisa, berpikir kritis, mencari solusi, dan sebagainya. Hal pertama yang ditanyakan kepada kandidat adalah ketika mereka menghadapi situasi tertentu atau mendapatkan tugas tertentu yang mengharuskan mereka men-deliver result.

Pada suatu kesempatan wawancara di sebuah politeknik untuk mengisi posisi operator mesin, saya bertanya kepada mahasiswa di depan saya situasi sulit yang baru-baru ini dia hadapi. Dia menceritakan pengalamannya terperangkap di ruang himpunan yang gagang pintunya rusak dan terletak cukup terpencil di gedung fakultas, dan dia dalam keadaan tidak membawa handphone. Pada form wawancara saya menulis:

SITUATION: Terperangkap di ruang himpunan.
Constraint: 1) gagang pintu rusak, 2) letak ruangan terpencil, 3) tidak membawa HP.

Yang membuatnya memiliki TASK: bagaimana meminta pertolongan untuk keluar dari ruangan itu dengan semua constraint yang ada. Terlihat tidak ada harapan untuk keluar kan ya? Tunggu sampai dia menceritakan aksi apa yang dia lakukan supaya bisa keluar dari ruangan itu.

'A' UNTUK ACTION (AKSI)

Langkah kedua dalam Metode STAR sangat krusial untuk menentukan apakah wawancara perlu dilanjutkan atau tidak. Jika kandidat yang sedang diwawancarai terlihat bengong, tidak bisa mengutarakan aksi (action) apa pun untuk mengatasi situasi/tugas (situation/task) yang diberikan, maka sebaiknya waktu wawancara digunakan untuk kandidat lain.

Pada wawancara yang saya adakan di atas, si mahasiswa tidak berbuat apa-apa untuk mengeluarkan dirinya dari ruang himpunan. Dia memilih tidur dan menunggu sampai ada orang yang datang dan menyadari gagang pintu yang rusak serta dirinya yang terperangkap di dalam. Waktu saya tanya mengapa ia memilih aksi tersebut, jawabannya adalah:

"Memangnya saya bisa apa?"

Pada form wawancara saya menulis:

ACTION: Nihil.

Manusia adalah makhluk yang bergerak dan berpikir untuk mengatasi masalah. Percayalah, sikap pasrah dan tidak mengambil inisiatif seperti itu tidak berubah sebelum dan setelah seseorang bergabung dengan perusahaan. Jadi, waktu itu saya pasti tidak akan meng-hire-nya untuk posisi operator mesin yang saya cari sekalipun dia lulus dengan IPK 4.0, karena nilai di ijazah tidak mencerminkan kemampuan seseorang untuk mampu beradaptasi dan bertahan di dunia kerja.

Aksi tidaklah cukup untuk bisa striving di perusahaan. Di dunia nyata keberhargaan seseorang ditentukan dari hal terakhir yang digali di dalam wawancara dengan Metode STAR.

'R' UNTUK RESULT (HASIL)

Untuk contoh di atas, saya mengakhiri wawancara dengan catatan pada form saya:

RESULT: Nihil.

Mahasiswa tersebut memang keluar dari ruang himpunan empat jam kemudian setelah ruangan itu dibuka dengan paksa oleh teman-temannya. Result yang saya cari dalam interview itu bukan semata-mata si mahasiswa keluar dari ruangan tempat ia terperangkap, tetapi hasil dari aksinya, dari dia melakukan sesuatu supaya bisa keluar. Oleh karena dia tidak melakukan apa pun (action = 0), maka result-nya pun bernilai nol.

Sepanjang wawancara seorang kandidat bebas merdeka menjabarkan kepada pewawancara aksi apa saja yang dia telah ambil pada situasi/tugas tertentu. Akan tetapi, jika semua aksi itu tidak membuahkan hasil, maka kandidat itu tidak tepat untuk perusahaan kita.

Kita mewawancarai banyak sekali pelamar kerja untuk mendapatkan orang yang cocok bekerja di organisasi kita. Tanpa orientasi pada hasil (result), seorang pekerja tidak memiliki tempat di perusahaan. Toh kita adalah perusahaan berorientasi laba yang harus berkembang. Memiliki pekerja yang tidak result-oriented hanya akan membawa perusahaan kepada kemunduran, bahkan kebangkrutan.

Oleh karena itu, jika seorang kandidat bisa menjelaskan situasi/tugas yang dia hadapi beserta aksi untuk mencari solusi terhadap situasi/tugas itu, jangan lega dulu. Metode STAR mengharuskan keempat aspek (situation/task, action, dan result) digali secara mendetail dari pengalaman si kandidat pada masa lalu. Jika salah satu aspek tidak dipenuhi, maka kandidat tersebut tidak berhasil melewati tahap wawancara dan melanjutkan ke proses selanjutnya.

APA YANG KITA BISA SIMPULKAN UNTUK PEMILU KALI INI?

Para pasangan calon presiden dan wakil presiden sudah melakukan berbagai hal untuk menarik simpati pendukung dan pemilih mereka. Mereka sudah melalui berbagai debat terbuka, wawancara, orasi, silaturahmi dengan berbagai organisasi nasional, safari politik, dan kampanye untuk menunjukkan mereka adalah pasangan yang paling tepat untuk memimpin negara ini selama lima tahun ke depan.

Jika kamu selama ini enggan mengikuti berita politik, maka malam ini adalah waktu yang tepat untuk melihat histori "wawancara" mereka dengan kebanyakan rakyat Indonesia dan melihat apakah keempat aspek dalam Metode STAR sudah dijawab dengan memuaskan oleh pasangan yang kamu ingin pilih.

Semua pasangan calon presiden dan wakil presiden pernah bekerja di pemerintahan, beberapa di antaranya adalah petahana yang memiliki rekam jejak dan pengalaman berlimpah akan tata kelola negara. Ambillah beberapa kasus menonjol yang mereka pernah tangani dan kaji kasus itu dengan Metode STAR. Apakah situation/task, action, dan result-nya ter-cover semua? Masih adakah kekurangan yang terlalu esensial untuk diabaikan?

Sudah waktunya kita menggunakan logika dan reasoning yang tepat untuk mempertanggungjawabkan pilihan kita.Memilih bukan semata-mata karena cinta buta, tetapi karena pertimbangan mendalam dan pemikiran masak-masak. Cinta yang sehat adalah cinta yang memakai logika, yang bisa menerima jika orang yang kita cintai belum siap, dan terus mendukung usaha perbaikan diri dari pasangan calon presiden dan wakil presiden yang kita jagokan.

Selamat memilih besok. Gunakan hak pilih itu karena hak kita sebagai warga negara yang dapat memilih langsung pemimpin kita HARUS dibarengi kewajiban untuk pergi ke TPS dan mencoblos yang kita percayai untuk menjadi pemimpin negara ini. Semoga Metode STAR membantu kita semua menentukan pilihan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun