Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Catatan Gamananta: Pendakian Gunung Semeru, Menuju Mahameru Sang Puncak Abadi Para Dewa

27 November 2012   04:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:37 5906 2

Setelah tas carrier masing-masing siap, kami sepakat berkumpul jam 07.00 di Samanta Krida, gedung tempat diselenggarakannya even "2nd International Scholarship Seminar (ISS)" yang diadakan oleh IAAS LC Universitas Brawijaya (tempat kami berorganisasi). Mas Kurniawan, Abud, dan Furqon menghadiri acara tersebut, sedangkan saya terlambat hadir dan saya masih harus belanja tambahan logistik di warung terdekat dengan kampus, antara lain belanja gula, kentang, bawang putih dan bawang merah, minyak goreng, dan roti tawar. Ketika acara seminar memasuki jeda coffe break, maka kami pun bersiap untuk berangkat menuju Ranu Pani. Arloji menunjukkan angka 12.30, sudah sangat siang bagi kami. Singkat cerita kami sudah berjalan di atas sepeda motor kami yang terlihat "gemuk" karena berjubelnya tas carrier kami berempat. Hampir 45 menit berjalan semenjak mengisi bensin dan angin ban, kami sampai di kantor Seksi Pengelolaan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (SPTNBTS) II Tumpang. Kami berniat mengurus perizinan di sini, namun urung karena di jendela kantornya terdapat tulisan yang memberitahukan bahwa pendakian ditutup sampai tanggal 8 November 2012 karena alasan evaluasi SAR. Kami cukup terkejut dengan berita itu, padahal setahu kami dari berita di internet, pendakian dibuka lagi tanggal 7 November 2012. Tidak ingin membuang waktu, sesuai arahan petugas di sana, kami langsung saja menuju Ranu Pani untuk mengurus perizinan langsung di sana, dengan harapan kami bisa tiba sebelum jam 16.00 sore dan melanjutkan pendakian langsung menuju Ranu Kumbolo. Namun apa daya, keterbatasan tenaga sepeda motor kami yang terengah-engah menapaki jalan rusak, menanjak dan menikung menuju Ranu Pani, membuat kami baru sampai di Ranu Pani sekitar pukul 16.10 WIB. Artinya, kami terlambat 10 menit dari batas pendakian maksimal yang diizinkan. Kami berusaha melobi petugas, namun kami tetap dinyatakan terlambat dan diminta menginap semalam di Ranu Pani terlebih dahulu. Kami tidak boleh bingung, keputusan harus dibuat, dengan mengorbankan kenyataan bahwa kami tidak bisa mencapai puncak pada tanggal 10 November 2012, tepat pada Hari Pahlawan. Akhirnya disepakati bahwa kami mulai mendaki pagi hari paling lambat jam 8 pagi esoknya, dan turun pada hari Minggu malam sudah sampai di Ranu Pani kembali.

Perjalanan melelahkan menuju Ranu Pani, karena mesin sepeda motor yang tidak kuat berjalan

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun