Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Catatan Gamananta: Pendakian Kilat di Gunung Panderman, Kota Batu

18 November 2012   16:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:06 841 1
Rumah warga yang berfungsi sebagai basecamp pendakian Gunung Panderman Jum'at, 3 November 2012 Bermula dari obrolan di tengah makan siang di sebuah warung, Mas Kurniawan tiba-tiba berceletuk mengajak mendaki ke Gunung Panderman. Sontak saya pun langsung setuju dan dilakukan hari itu juga. Segera saya SMS teman-teman GAMANANTA untuk ikut serta dalam pendakian ini, namun hanya dua yang bisa, yaitu Muchlis dan Pudjo. Ditambah kami berdua, sehingga total anggota tim yang berangkat adalah 4 orang. Namun, pendakian baru dimulai esoknya, karena si Pudjo masih berada di Surabaya hari itu. Yup, saya pun meminta teman-teman cukup membawa 1 botol air mineral besar, snack, jaket, jas hujan, dan tas daypack. Kami memang berniat melakukan pendakian secara kilat tanpa menginap, karena pendakian kali ini hanya untuk mengukur kemampuan fisik kami sebelum melakukan pendakian ke Gunung Semeru pada tanggal 8 November 2012. Sabtu, 4 November 2012 Rencana awal kami berangkat pagi, namun karena saya bangun kesiangan, jadinya kami berempat baru berangkat pukul 9 pagi dengan mengendarai sepeda motor, setelah sebelumnya kami membeli nasi bungkus untuk bekal sarapan dan makan siang. Jalan raya Malang - Batu cukup ramai, sehingga kami baru sampai di basecamp pendakian Gunung Panderman sekitar pukul 10.10 WIB. Basecamp untuk pendakian Gunung Panderman adalah sebuah rumah dengan halaman cukup luas, sekaligus dibuat penitipan sepeda motor. Administrasi pendakian juga dilakukan di rumah ini. Adapun rincian biaya pendakian sebagai berikut: Penitipan sepeda motor per hari: Rp 3.000,00 Biaya pendakian: Rp 2.500,00/orang Basecamp - Latar Ombo - Watu Gedeg - Puncak Waktu sudah menunjukkan pukul 10.25, kami segera bersiap dan cek ulang logistik singkat kami, hehe. Setelah berdoa demi keselamatan, pukul 10.30 tepat kami mulai berjalan. Jalan awal berpaving, relatif landai dan perlahan-lahan terus naik. Pemandangan selama perjalanan akan disuguhi berupa hutan pinus, dan lahan pertanian warga desa. Sebenarnya sebelum Latar Ombo terdapat sumber air, namun karena kami belum tahu medan, sehingga pos sumber air tersebut terlewati. Sekitar hampir 30 menit berjalan, kami dihadapkan pada tanjakan berpasir yang curam, sehingga dibutuhkan pegangan akar-akar maupun batang pepohonan di samping jalur. Ternyata, selepas tanjakan tadi kami sudah sampai di Latar Ombo. Kawasan ini biasa digunakan sebagai tempat camp sebelum melanjutkan ke puncak. Kami beristirahat cukup lama di sini, karena Pudjo mulai tersengal-sengal, karena ini pertama kalinya dia naik gunung. Kami pun menyempatkan membuka nasi bungkus yang kami bawa dari Malang, dan memakannya sedikit saja. Sekitar 15 menit kemudian, kami melanjutkan perjalanan menuju pos berikutnya, yaitu Watu Gedeg. Jalur terus menanjak dengan pemandangan hutan pinus dan sekilas nampak Kota Batu sudah bisa terlihat.

Latar Ombo

Menuju Watu Gedeg (depan: Pudjo, belakang: Muchlis)

Trek menuju puncak

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun