Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Cinta dan Persahabatan di Ranu Kumbolo

18 Oktober 2012   12:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:42 482 0
Ini adalah sekelumit cerita tentang beratnya bersikap ikhlas, bersikap ridho, dan bersikap sepakat akan keputusan bersama, di atas segala ambisi dan egoisme yang ada di dalam jiwa individu. Mendaki gunung adalah sebuah cita-cita saya sejak tiga bulan lalu, sebelum saya berangkat menunaikan tugas magang kerja semester 7 di Pacitan. Istilahnya, saya ingin sekali ada sesuatu yang baru dalam impian travelling saya, tidak hanya melulu pantai, tapi juga ingin mendaki gunung. Hingga, terbersit dalam pikiran saya untuk mengajak kawan-kawan seperjuangan mendaki gunung bersama dengan suatu nama yang menjadi identitas kami. Tak tanggung-tanggung, kami sepakat untuk mendaki Gunung Semeru, gunung tertinggi di tanah Jawa. Singkat cerita, sebulan sebelum pendakian saya membentuk sebuah komunitas adventure sebagai wadah pelampiasan hobi kami dan sebagai identitas kami, dan dinamakan d-projecture alias Departemen Project Adventure yang sejarahnya bisa dilihat di sini. Mengapa kami nekad langsung memilih Gunung Semeru sebagai gunung pertama kami? Mengapa tidak pemanasan dulu mendaki Gunung Panderman di Batu, atau Gunung Penanggungan di Tretes? Kami sepakat, karena kami ingin langsung belajar kepada sang "empunya" gunung, Gunung Semeru itu sendiri yang memiliki trek lengkap dan berat. Kami ingin melatih sejauh mana kemampuan kami mendaki gunung setelah melakukan persiapan fisik seadanya dan persiapan logistik secukupnya. Hingga, tibalah hari Sabtu, tanggal 13 Oktober 2012, dengan tim yang beranggotakan lima orang, yaitu saya sendiri, Mas Kurniawan, Muchlis, Anggrek, dan Uqi, berangkat ke Ranu Pani dengan bersepeda motor.

Warung Maha Meru di Pasar Tumpang

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun