Kenakalan remaja kini meningkat, banyaknya aksi para remaja terutama pelajar yang sangatlah memprihatinkan. Aksi brutal pelajar yang tidak melihat dapak di akhir inilah yang sangatlah membahayakan, sudah banyak korban jiwa yang disebabkan karna salaha sasaran ataupun karna musuh. Merka tidak pernah memikirkan apa dampak dari perbuatan yang mereka lakukan. Mereka hanyalah mengandalkan emosi mereka, memang pada usia remaja jiwa emosionalnya sangatlah tinggi. Mudah emosi, suka salah paham, dan lain-lain. Biasanya bentrok atau tawuran antar pelajar terjadi karena para siswa yang beda sekolahan saling ejek mengejek yang salah satu dari mereka tidak terima dan akhirnya terjadilah perselisihan. Atau, bentrok terjadi karena individu ke individu yang memberi tahu kepada teman-temannya sehingga tadinya siswa yang tidak tahu masalhnya secara langsung dan bahkan tidak tahu siapa musuh temannya tersebut, menjadi ikut-ikuttan memenci orang tersebut. Salah satu contonya adalah, siswa A yang bersekolah di sekolahan X memiliki masalah dengan siswa B yang bersekolah di sekolahan Y. Siswa A dan siswa B saling adu mulut atau cekcok, suatu ketika siswa A memberi tahu teman-teman satu sekolahannya bahwa ia memiliki masalah dengan salah satu siswa yang bersekolah di skolahan Y. Dengan aduan tersebut pastinya teman-teman si A membela si A dan mereka yang tadinnya tidak mengenal dan tidak tahu apa masalah yang sebenarnya terjadi, mereka menjadi percaya dengan aduannya si A. Hal ini menyebabkan faktor pendorongnya tawuran antar pelajar, akhirnya gara-gara aduan dari si A teman-teman si A menjadi benci dengan pelajar si B ysng bersekolah di sekolahan Y. Mereka pastinya mengincam pelajar si B. Hal inilah yang kebanyakan menjadi faktor terjadinya tawuran antar pelajar. Orang yang tadinya tidak memiliki masalah dengan orang lain menjadi memiliki masalah dengan orang lain yang belum ia kenal, hanya gara-gara membela temannya tanpa mengetahui dengan jelas mana yang benar dan mana yang salah. Ha tersebut tidak hanya masalah yang sepele yang bisa langsung diatasi. Biasanya masalah tawuran remaja dapat diselesaikan melaui kantor kepolisisan, dan bahkan jika aksi tawuran tersebut sampai merenggut korban jiwa, pelaku dapat dikenakan sanksi, sesuai pelanggaran yang ia lakukan atau ia langgar. Banyak pelajar yang terjerumus dalam tahanan sel, menjadi seorang NAPI karena masalah tawuran yang sampai merenggut korban jiwa. Jadi alangkah sayangnya jika seorang pelajar yang seharusnya belajar mengikuti pelajaran disekolahan, bersama teman-temannya, kini terjerumus dalam tahanan sel akibat merenggut korban jiwa. Lalu apa yang harus kita lakukan agar hal seperti ini tidak terjadi lagi? Khususnya di kalangan pelajar? Sebagai pelajar hal yang harusnya kita lakukan adalah, memilih teman yang menguntungkan untuk kita. Bukan dalam artian memilih teman yang kaya. Terkenal ataupun yang lain-lain. Tapi, kita seharusnya memilih teman yang kuat agamanya, tidak mengandalkan emosi, yang bisa mengajarkan kita kedalam hal yang baik. Teman adalah sarana nomer dua yang paling cepat mendorong kita dalam perubahan sosial. Dan untuk keluarga, seharusnya lebih mendekatkan diri kita kepada anak, dan memberi pelajaran agar anak tidak terjerumus kedalam hal yang tidak diinginkan, karena keluarga adalah sebagai peran utama terjadinya pendorong perubahan sosial. Hal yang paling penting adalah kita harus pandai memilih teman bukan hanya dari segi fisik saja, tapi kita harus benar-benar tahu bagaimana kepribadian teman kita agar kita tidak mudah terpengaruh kesifat yang tidak baik untuk ditiru.