Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

"40 Hari" Catatan Harian Seorang Hamba

11 Agustus 2011   09:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:53 294 1

Sahabat mulia,

Haji pada dasarnya adalah sebuah perjalanan monumental, bersejarah nan tak terlupa bagi siapa pun yang melaluinya. Perjalanan yang banyak memberikan perubahan bagi yang melaksanakannya, walaupun tak sedikit pula yang sekembalinya dari perjalanan itu tak memberi dampak yang berarti.

Berbagi kisah perjalanan ini penting bagi saya karena ada sebuah harapan besar bahwa akan ada banyak pemuda-pemuda dan sahabat-sahabat saya yang bisa berangkat ke tanah suci di saat bugar penuh semangat dengan bekal yang lebih baik sehingga memberikan banyak manfaat baginya bahkan juga lingkungannya kelak.

Saya ingin sampaikan dalam bab-bab awal buku ini, bahwa kesiapan harta itu bukanlah yang utama. Karena sejatinya kesiapan hati dan kesungguhan ikhtiar kita-lah yang menyampaikan niat dan harapan kita bisa bertamu di rumah Allah menjadi nyata.

Haji hendaknya bukan sebuah ibadah pamungkas, penutup, tersier dan mewah dipenghujung usia. Bahkan harusnya dengan berhaji kita justru membuka lembaran dan episode baru tentang hidup yang harusnya lebih bermakna dan penuh inspirasi.Hidup yang penuh perjuangan sebagaimana para pendiri bangsa kita dahulu, kepulangan dari berhaji membawa dampak perubahan yang sangat fundamental, mampu menggerakkan langkah perjuangan. Kita mengenal ada Ahmad Dahlan, HOS Cokroaminoto, Buya Hamka atau pejuang di zaman yang lebih lampau, seperti Imam Bonjol, atau ulama-ulama besar lainnya dari berbagai penjuru nusantara.

Pada bab pertama saya banyak berkisah tentang romansa persiapan yang cukup singkat dan penuh liku. Ada pergumulan hati dan keraguan yang sempat merintangi apakah menunda atau tetap berangkat tahun itu pula ditengah keterbatasan finansial lainnya.

Mulai tentang persiapan ilmu yang disusulkan dengan usaha membangun kebiasaan positif sebagai seorang muslim, dilanjutkan dengan persiapan fisik-jasmani, dan tentu juga kesiapan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Detik-detik menjelang keberangkatan, diisi dengan kisah seputar manajemen barang bawaan, dan persiapan-persiapan teknis lainnya atau kisah perjalanan mengantar anak-anak ke rumah Eyang—orang tua saya di Klaten.

Kisah hari demi hari di tanah suci saya ceritakan ada yang cukup detail ada pula yang global, tentu tak lain karena teknis penulisannya yang memanfaatkan waktu-waktu senggang diluar rutinitas ibadah dimana dituangkan coretan di atas buku harian sementara, dan baru serius digarap menjadi buku setelah kembali ke tanah air. Ada pula yang memang sudah menjadi tulisan bebas saya di blog pribadi yang kemudian saya rangkaikan menjadi satu kesatuan kisah “40 Hari” ini.

Yang menarik dari buku ini tentu salah satunya adalah konsep “mind map” yang menjelaskan secara singkat poin-poin penting terkait beberapa hal dan masalah seputar ritual haji. Konsep ini saya pilih tentu karena agar lebih membantu dalam menyampaikan materi penting kepada pembaca tanpa harus lelah membaca baris per baris penjelasan yang sebenarnya sudah banyak dijelaskan oleh ribuan buku panduan haji yang umum telah beredar di pasaran atau di jagad internet melalui berbagai situs dan web. Jadi ini hanya semacam resume dan ringkasan yang ditampilkan dengan model peta pikiran agar mudah diingat dan dipahami.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun