Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Tak Ada Gambar Korban Meninggal atau Histeris

16 Maret 2011   08:57 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:44 368 2
Gempa dan tsunami meluluhlantakan Jepang beberapa hari yang lalu.  Dari televisi juga, terlihat bagaimana saat gempa menggoyang dan terlihat bagaimana reaksi orang-orang. Ada yang dengan tenangnya pelayan swalayan tetap bertahan ditokonya, sambil menjaga barang dagangannya tidak jatuh dari rak. Ada para pekerja kantoran yang sempat-sempatnya memberi instruksi pada teman (atau anak buahnya) untuk mengetik sesuatu di komputer (mungkin di suruh oline buat cari tahu mengenai keadaan).

Di telivisi dan foto-foto, sangat jelas terlihat bagaimana air laut yang datang ke darat dengan kecepatan, yang katanya, sama dengan pesawat jet. Bagaimana air laut yang berwarna hitam menghantam jalanan dan membuat kapal-kalal besar tercampak-campak. Terlihat bagaimana ribuan mobil disapu oleh sapu besar yang terbuat dari air laut. Juga terlihat rumah dan gedung yang tergenang oleh air asin.

Melalui televisi dan foto-foto, saya juga sempat menyaksikan kebakaran yang terjadi di banyak gedung di Tokyo atau kota lainnya. Asap hitam yang membumbung tinggi, terekam di sebuah foto jurnalistik yang saya temui.

Lewat berita pula diberitahukan bila korban tewas akibat gempa dan tsunami Jepang ini mencapai ribuan. Sementara korban hilang juga banyak. Bahkan kalau tidak salah dengar, ada berita televisi yang melaporkan bila di salah satu kota yang paling parah, hampir sepertiga penduduk kota dinyatakan hilang.

Tapi...setelah mengamati berita-berita televisi ato foto-foto jurnalistik atau pun non-jurnalistik yang tersebar, kenapa tak ada (mungkin belum) satu pun foto atau gambar korban tewas akibat tsunami Jepang?

Atau setidaknya.....saya juga belum melihat rekaman televisi atau foto junalistik maupun non-jurnlistik yang memperlihatkan orang-orang histeris menangisi keadaan.

Kenapa bisa begitu? Apakah media Jepang mempunyai kebijakan untuk tidak mengekspos mayat bergelimpangan atau histeris kehilangan masyarakat Jepang? Bila iya begitu, untuk apa?

Kenapa beda yak dengan kampung saya :D

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun