Nah, kejadian itu kemudian saya tulis di status fesbuk. Saya cukup kaget melihat komens dari rekan-rekan. Ternyata hal ini banyak terjadi di lingkungan kita. Bahkan seorang rekanku yang bersuamikan bule sangat merasakan hal itu, tatkala jika dia datang sendiri dicuekin celingukan begitu rupa, sementara jika datang bersama suami mulai di pintu kita udah di sambut, diantar sampai ke meja, ditungguin sampai kita siap makan dan akhirnya tidak butuh mereka. Bayangkan coba, dicuekin atau dilecehkan oleh orang sebangsa. Ada juga yang berkomentar sedikit bercanda bahwa wajah saya - yang bukan kebetulan berjenggot, mungkin pas untuk lebih "diwaspadai". Hmm... behitu? Sementara orang ber-jaguar tidak perlu lah diwaspadai - meski mungkin harusnya lebih diwaspadai jika jaguar itu hasil korupsi kan?
Fenomena apakah ini?
Saya lebih menduga ini sebagai kebodohan beberapa bagian bangsa yang masih menyanjung sebuah streotip salah: bule itu kaya, bule itu pinter, bule itu Bos atau orang Arab itu Islam, orang Arab itu baik, orang Arab ustadz, atau berjenggot itu Al Qaeda, berjenggot itu konservatif kuno, atau bahkan ada yang berpikiran bahwa bangsa kita itu bodoh, mau dibodohi, pintarnya cuman korupsi - pokoknya yang jelek-jelek.
Saya hanya ingin memekik jika melihat ini terjadi - dengan bahasa menginggris biar keren: "Stop it stupid".
Jika kita masih berpersepsi seperti ini, kita ketinggalan berpuluh-puluh tahun. Mental seperti ini yang harus disingkirkan. Mental inlander. Istilah guru sejarahku: minderwardeghiezcomplex (tahu deh tulisan benarnya gimana?).
Lalu harus bagaimana?
Ya ubah dong pandangan seperti itu. Perlakukan mereka secara wajar. Ada bule yang datang ke Indonesia dan menjadi manajer, padahal dia supir truk di negara asal (katanya loh). Sementara banyak anak bangsa kita yang hijrah ke negeri orang - dan menjadi "Orang". Saatnya kita bangga menjadi diri sendiri. Dan kebanggaan itu bisa menular. dan jika terjadi sesuatu yang merendahkan jati diri kita sebagai bangsa - seperti perlakuakn diskriminasi petugas keamanan tersebut, proteslah secara santun, resmi, formal. Tidak perlu meledak-ledak, kita kan bangsa yang berilmu. Dan, jangan diam!!!.
Eh, ini kolom opini apa curhat niy? Anggaplah opini dari curhat. Gitu aja kok repot.
Cag,