Itulah kenapa saya berusaha mengingatkan diri sendiri tentang aib dan menjaga aib dalam beberapa hari belakangan. Karena belum “terverifikasi” kebenaran sebuah artikel, bisa saja dengan gampang artikel itu berubah menjadi sebuah fitnah atau pembuka aib. Dan dengan men-share nya, berarti kita juga ikutan memfitnah atau membuka aib orang kepada orang lain. Padahal fitnah itu kan lebih kejam dari pembunuhan, bukan? Padahal, salah satu kasih sayang Allah kepada manusia adalah dalam cara Dia menutup aib kita, bukan? Allah saja memberi kasih sayang dengan cara menutup aib, lha kita sebagai makhluk kok dengan bangganya membuka aib. Jika memang ternyata sebuah artikel sudah “terverifikasi” kebenarannya – dengan cara cek ricek dan ricek lagi – maka pastinya ada langkah yang lebih bijaksana yang bisa dilakukan sebelum melakukan langkah paling gampang yaitu menyebarkannya.