SEPUTAR MITOS DAN FAKTA MENGENAI KULIT BAYI
- Mitos: Memakai popok sekali pakai akan terhindar dari kulit kemerahan atau ruam popok
Moms mungkin juga pernah mendengar kalau popok sekali pakai akan menyebabkan bayi mengalami ruam popok. Faktanya, kemungkinan ruam popok atau dermatitis/eksim bisa muncul pada bayi jika bayi terinfeksi jamur Candida albicans. Gejalanya adalah kulit area yang tertutup popok berwarna merah dan muncul bintik – bintik.
Banyak orang tua baru yang keliru menganggap semua bayi pasti kena ruam popok karena menggunakan popok sekali pakai. Padahal, meskipun kondisi ini cukup umum, ruam popok sangat bisa dicegah. Moms bisa menghindari ruam popok dengan beberapa cara, seperti menjaga kebersihan area yang tertutup oleh popok serta sering mengganti popok jika popok sudah terisi dengan penuh.
- Mitos: Air ASI yang mengenai kulit bayi dapat mengakibatkan kulit kemerahan atau pertanda alergi ASI
Moms mungkin juga pernah mendengar mitos untuk menghindari ASI mengenai wajah bayi karena bisa menyebabkan daerah pipinya berwarna kemerahan atau muncul bercak karena cairan ASI. Ketika daerah pipi bayi berwarna kemerahan, gatal dan timbul gelembung – gelembung kecil berisi cairan jernih hal itu terjadi karena bayi terkena Dermatitis Atopik atau eksim susu. Penyebabnya bisa karena berbagai faktor, misalnya makanan, faktor keturunan, keringat, dan debu.
Jadi bercak di pipi bayi ini bukan karena terkena cipratan ASI. Jadi Moms jangan hentikan pemberian ASI pada bayi karena ASI satu – satunya makanan terbaik yang wajib diberikan hingga usia 6 bulan. Setelah itu baru boleh diberikan makanan pendamping ASI. Perlu kita tahu juga, ASI tidak menyebabkan alergi pada bayi, namun justru dapat mencegah alergi karena mengandung zat antibodi.
- Mitos: Bayi terlahir dengan kulit gelap akan putih saat sudah besar
Mitos yang cukup terkenal adalah, bayi yang lahir warna kulitnya gelap, nanti ketika ia besar kulit putih kulitnya. Namun, saat bayi baru lahir, kulitnya masih tipis. Kulit yang tipis ini membuat pembuluh darah di bawah kulit dapat terlihat lebih jelas dan warna kulitnya bersemu merah jambu. Selain itu, kandungan pigmen di dalam kulit bayi yang baru lahir pun masih sedikit. Perlahan – lahan, sejak lahir hingga memasuki usia 2 bulan, kulit bayi akan menebal, bertambah jumlah pigmennya dan karena hal ini yang dapat menyebabkan berubah menjadi lebih gelap.
Fase perubahan warna kulit ini umumnya berlangsung selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Setelah 6 bulan, warna kulit bayi biasanya adalah warna kulitnya yang tetap atau permanen. Nah, warna kulit ini diwarisi bayi dari kedua orangtuanya. Namun bisa juga perubahan warna kulit dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan kondisi kesehatan.
Penting juga bagi orang tua untuk selalu memperhatikan kondisi kulit bayi, misalnya jika perubahan warna kulit bayi tampak sangat kontras atau terjadi dengan cepat. Perubahan warna kulit bayi ini dapat juga dipengaruhi karena ketidakcocokan bayi pada produk perawatan kulit yang dipakainya.