Saya mempunyai seorang sahabat lama, digelari Piet Bemo. Saya sebut digelari, sebab nama pemberian orangtuanya---sekaligus mengorbankan dua ekor domba---sesungguhnya jauh dari kesan nyeleneh; Piet Rahmad Sijunjung. Ayahnya asal Sijunjung Sumatera Barat. Penambahan kata bemo itu, bukan tanpa sebab. Kau bisa saja menebak ayahnya juragan bemo. Tebakanmu itu tentu salah. Sepertinya di Sijunjung tak ada kendaraan bernama bemo, melainkan sado. Masa muda ayahnya pernah menjadi kusir sado di Solok. Sedangkan terjemahan kata bemo itu, semata-mata karena Piet tak bisa mingkem. Kau tahu sendirilah maksud saya, jadi tak perlu dijelaskan.
KEMBALI KE ARTIKEL