Setelah itu hidupku sedemikian terpuruk. Usaha turun-temurun keluarga yang diwariskan kepadaku, pun tak lagi fokus kukelola. Hari-hari kulalui dengan pikiran suntuk. Anakku juga lebih sering diasuh oleh ibu, dan sangat kurang kuperhatikan. Rokok dan kopi yang sekian lama kutinggalkan, kembali mengarungi diri ini. Belum lagi minuman keras, judi dan narkoba susul-menyusul. Seorang kakakku yang bekerja mapan di kota J, terpaksa berhenti. Dia tak ingin usaha turun-temurun keluarga kami yang dimulai mendiang kakek, hancur-lebur disebabkan aku bekerja tak fokus.
KEMBALI KE ARTIKEL