Sejak tamat SMP, saya memang telah menjadi cikal-bakal bajingan. Saya putuskan untuk berhenti melanjutkan pendidikan, dan memilih hidup bebas bersama teman-teman di pinggir-pinggir pasar. Terkadang sibuk mengurusi parkir. Terkadang minum-minuman keras atau berjudi, bahkan teramat sering memalak pejalan kaki. Wajarlah warga di lorong rumah saya takut sekaligus benci kepada saya. Setiap bertemu saya, mereka memilih tersenyum tipis, dan tak ingin terlibat perbincangan lebih lanjut.
KEMBALI KE ARTIKEL