Album kenangan di malam gerimis, seakan mengirimkan beku pada dinginku yang ingin pulang, Lamat terngiang dering menyentak rutinitas di sebuah pusat perkantoran mentereng pusat kota. Aku ingat kala itu agak enggan mengangkat telepon, karena selalu rapat sebelum sisa pagi menghilang. Mak, itu yang tertulis di layar. Pasti hal yang membuatku susah memilih antara pulang atau bertahan pada rutinas di selasar rindu. Mak seperti biasa menanyakan apakah aku pulang lebaran ini. Antara ragu dan yakin akan berbuah tangis, selalu kuputuskan dengan kata "tidak" yang halus.
KEMBALI KE ARTIKEL