Pisau itu berkilau diterpa cahaya matahari yang menyelinap di antara jeruji  jendela. Geraknya pelan mengiris daging mangga. Seperti menciptakan perih menyayat hati. Sebentar kulihat lemari, kemudian dinding yang catnya lebih banyak mengelupas, kemudian gadis kecil di sudut. Dia tegak berdiri seperti patung. Badannya menghadap dinding. Kepalanya terkulai.
KEMBALI KE ARTIKEL