Bibirnya kelu. Kata-kata Bapak yang menghantam gendang telinganya, terasa menyakitkan. Gadis beranjak dewasa ini hanya dapat tertunduk. Diam-diam melipat ujung bajunya. Membiarkan gerai air mata menjalari pipi, menitik dan menindas lantai papan dengan bunyi tetes halus.
KEMBALI KE ARTIKEL