Penghujung tahun dingin, kopi beku, kafe merapatkan tirai hujan, tengah malam orang mengabarkan kota kami teggelam, akankah mimpi itu tergenang? aku menyeruput dingin, mengingat kelu terlampaui, tidak untuk disesal, tapi untuk dikenang sebagai pembelajar, agar rasa tak liar, harus paham rel dan aturan, mengatur kesejukan, terhadap riuh politik, seakan kita tak bertetangga tak bersaudara.
KEMBALI KE ARTIKEL