Hujan begitu deras memaku bumi. Senja pertengahan Nopember berkabut. Seharusnya kau sedang menari di halaman itu. Menyenandung gemetar sampai bibirmu biru. Matamu takjub melihat jutaan---tentu tak dapat dapat kau hitung---permata luruh. Kau menjelma putri raja dengan kemilau cahaya. Sebelum akhirnya mamamu mengalahkan gelegar petir, menyuruh masuk ke dalam rumah. Menghadiahiku gerutuan.
KEMBALI KE ARTIKEL