Panggung Krapyak yang merupakan salah satu situs bersejarah yang terletak di Yogyakarta, dengan beberapa peran signifikan di dalam beberapa aspek masyarakat seperti budaya, spiritual, dan historis masyarakat Jawa. Panggung Krapyak sendiri sebagai salah satu bagian dari sumbu filosofis kota Yogyakarta yang membentang dari Laut Selatan, Panggung Krapyak, Kraton, Tugu Yogya, hingga Gunung Merapi, keberadaan panggung Krapyak sendiri telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia (UNESCO, 2017). Panggung Krapyak tidak hanya menjadi simbol fisik bagi masyarakat Yogyakarta, namun situs ini juga memiliki makna simbolis mendalam yang mencerminkan filosofi kehidupan manusia khususnya Jawa. Dalam konteks lokal, panggung Krapyak atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Kandang Menjangan” dimaknai juga sebagai Yoni atau rahim kehidupan, dengan keterkaitannya pada elemen-elemen lingkungan sekitar seperti pohon asem dan kampung Mijen yang berarti benih ataupun Wiji (Susilo, 2008). Lebih dari itu, bangunan ini juga menyimpan simbol spiritual serta historis yang sangat mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan masyarakat khususnya di Panggungharjo termasuk praktik-praktik ritual yang menjadi bagian integral dari tradisi masyarakat Panggungharjo. Esai yang dibawakan oleh penulis ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh Panggung Krapyak terhadap ritual yang dilaksanakan masyarakat sekitar baik yang bersifat tradisional maupun yang dijalankan oleh pihak Keraton.
KEMBALI KE ARTIKEL