Setelah sempat kuseka air matanya, aku pamit pergi. Dia tersenyum saat aku berbalik mengambil jarak. Hanya dalam hitungan jari langkahku, jelas masih terngiang kata-katanya beberapa detik lalu.
“Mengapa tak kau katakan saja perasaanmu pada laki-laki itu?”, tanyaku.
“Tidak bisa. Dia sudah mencintai wanita selain aku.”, jawabnya.
“Lalu apa yang akan kau lakukan setelah ini?”
“Disini, menatap punggungnya menjauhiku.”
Langkahku terhenti. Ah, aku baru sadar. Itu aku!
=================================================================
-Riph-
17 April 2012