Bandar Lampung, 15 Desember 2007. Sabtu malam itu, udara terasa dingin akibat hujan yang turun sejak sore dan baru berhenti sekitar pukul sembilan malam, satu jam yang lalu. Di atas lantai merah Lapangan Saburai[1], di pinggir sebelah kiri dekat tangga, delapan orang duduk berkumpul. Semuanya laki-laki. Mereka terlihat asyik mengobrol.