Dalam pidato tersebut, saya memang menyaksikan dan mencatat 3 kata "Keliru" dalam Pidato bapak SBY sebagai berikut:
1. Amplifikasi
Kata ini diucapkan 2 kali selama pidato tersebut.
(...konvensi dan juga diamplifikasi media massa...)
Kata "amplifikasi" tersua dalam KBBI IV 2008, namun terjadi kesalahan pemilihan diksi.
"Amplifikasi" bukan sebagai kata kerja melainkan kata benda.
"Amplifikasi" adalah pembesaran, perluasan, atau pengembangan (tentang jumlah, kepentingan, dsb)
Namun, sebaiknya gunakan kata menyebarluaskan, mewartakan dsb.
2. Miskalkulasi
Kalimatnya ialah, "...diambil dengan perhitungan cermat. Apabila melakukan yang saya sebut miskalkulasi..."
Kata ini bukan Bahasa Indonesia. Sebaiknya dengan istilah salah perhitungan atau salah kalkulasi
3. Kapabilitas
Berikut penggalan kalimatnya, "...peserta konvensi PD memiliki kapabilitas, visi,.."
"kapabilitas" bukan Bahasa Indonesia. Kata ini dapat diganti dengan kata kemampuan, kecakapan, kesanggupan dsb. yang lebih bahasa Indonesia.
Belum lagi penggunaan bahasa Inggris yang dicampur aduk dengan bahasa Indonesia yang sempat saya catat seperti berikut:
"...negeri ini juga mempunyai policy maker ataupun leader untuk..."
Padahal, istilah ini bisa diucapkan dalam bahasa Indonesia seperti pembuat kebijakan ataupun pemimpin.
Selain itu, terdapat pula kalimat "...tak memungkiri elektabilitas sebelas peserta...", alih-alih diterjemahkan menjadi tingkat/daya keterpilihan.
Setali tiga uang, berikut penggalan kalimat lain yang kuminggris: "...ada waktu untuk menentukan posisi. Ada advantages dan disadvatages...". Mengapa tidak diucapkan dengan "keuntungan" dan "kerugian"?
Bagaimana dengan kalimat ini? "...jelas betul platformnya termasuk..."
Republika menyebutnya bahasa Gado-Gado, http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/03/11/n29dgx-ini-bahasa-gadogado-yang-digunakan-sby
Mungkin tak hanya bapak SBY, tapi juga menjadi perhatian bagi para politisi, pengamat bahkan media televisi serta masyarakat termasuk saya.
Salam takzim!