Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Ngekos Bermanfaat

5 Desember 2019   11:30 Diperbarui: 5 Desember 2019   11:44 30 0
"Pagi ini, saya mau menulis apa ya," kata saya dihati, "Kira-kira, apa yang menarik untuk ditulis?," ucap saya lagi, "Mau menulis tentang politik, sudah banyak, menulis mengenai millennial? tambah banyak," pikir saya.

"Hemm tulis apa yaaa. Heemmm, heemm, oooohhhhh, mengulas tentang anak kos-kosan sepertinya menarik," idenya muncul.

Tepat jam 05:55 pagi waktu indonesia barat, saya terpikir untuk menulis tentang mahasiswa yang lagi ngekos, tapi sudut pandang tulisannya baiknya dari mana yaa.

Lalu saya teringat petuah hampir seluruh praktisi jurnalistik, "Carilah berita yang unik, lihat sisi lain dari sebuah peristiwa,".

Baik, kita mulai. Saya memang bukan anak kos dan belum pernah ngekos, tapi, kawan-kawan saya dikampus kebanyakan ngekos.

Saya sering mampir ke kosan mereka, tujuan ke kosan teman-teman ya bermacam-macam, misalnya, mengerjakan tugas, sekedar mampir, ketika makan siang ya datang, numpang istirahat dan curhat.

Saya datang ke kosan mereka bukan hanya silaturahim, melainkan mengamati kebiasaan kawan-kawan ketika di kosan.

Ternyata perilaku teman-teman di kosan beda-beda, kalau yang cowok nih ya, biasanya main game, tiduran, chattingan sama doi, telponan dengan kekasih, ke masjid ketika shalat fardhu (tapi jarang), ngopi sambil paaas puuus, ngobrol, ketawa-ketawa dan kosannya kudel.

Kalau tadi versi cowok biasa, sekarang kos-kosan cowok rajin. Saya punya teman, kawan kelas saya, namanya Reyykeel Aldov alias Rakel Aldovi dipanggil Reycceel.

Saat saya ke kosannya, kosannya rapi, adem, bersih, di pojokan ada Al-Quran, di sudut ruangan terlihat sajadah, di gantungan baju terlihat jubah putih serta peci haji dan ketika adzan, Reycceel selalu ngajak saya ke masjid.

Diluar jadwal kos, Reycceel ikut kajian sambil kerja paruh waktu.

Bagaimana kos-kosan versi cewek biasa? Saya nggak tahu, masak saya masuk ke kosan mereka demi pengamatan.

Walau begitu, kawan-kawan saya dikelas memang sering ke kosan Rizky Ria Anggraini atau Kiya. Terlihat sepintas, kebiasaan Kiya di kosan ya biasa, masak, nyapu, tidur, diapeli pacarnya dan jalan-jalan. Yaa sekedar itu.

Kosan cewek sholeha seperti apa kak? Kalian mau buat saya mati ya? Mana bisa ke kosan cewek sholeha, bahaya untuk nyawa, bisa-bisa saya dilempar sapu jika ke kosan mereka.

Sekarang saya mau tanya, lebih banyak mahasiswa yang memanfaatkan kosannya sebagai tempat belajar dan mengaji? Atau mahasiswa yang memanfaatkan kosannya buat main game dan tiduran?

Saya tidak tahu jawabannya, kalau dikelas saya, Alhamdulillah, kawan-kawan saya sudah memaksimalkan kosannya sebagai area mengerjakan tugas, ngobrol ilmu dan shalat berjamaah.

....

Kalau diamati sekilas, saat saya jalan kaki ke lorong-lorong sempit di Rawa Jaya, di kiri kanan jalan terlihat kos-kosan mahasiswa.

Lihat kosan cewek masih enak, beda kalau mata menohok ke kosan cowok, aduuuh ampun, bau asap rokok, gelaap, jarang disapu, guling-guling sambil ngomong begini, "Wooy ke kiri doong, tembak, tembak, awas belakang, ada musuh, woooooy!,".

Saya masih jalan nih ya, terus ketemu kosan mahasiswa cowok lagi, alamak, makin kesini makin parah aja.

Saya melihat mereka dari luar kosan, mereka (maaf), ada yang nggak pakai baju, jongkok di teras tanpa baju dengan muka bantal, belum mandi, main hape, ngerokok dan waktu menunjukkan pukul 11 siang.

"Mereka nggak kuliah apa yaa. Kok nyantai-nyantai aja," kata saya.

Berkat traveling saya di Rawa jaya, saya lalu punya kesimpulan tentang kebanyakan mahasiswa cowok yang ngekos disana, mereka mayoritas ngekos ya ngekos aja.

Kuliah jarang, kerja tidak, tidur banyak, ngerokok oke, pacar bejibun, siang beli nasi bungkus, malam minggu jalan-jalan, dan pulang ke kosan tidur lagi.

Enak bener hidup begini, tanpa susah-susah, uang tetap mengalir dari emak dan bapak di desa.

Karena masalah ini, akhirnya saya tertarik membuat tulisan tentang "Ngekos Bermanfaat".

Ngekos Bermanfaat maksudnya begini, kita ngekos disebuah tempat, dimana saja, bisa ngekos di Ternate tapi kuliah di Palembang, boleh kok.

Naah kosan itu menurut saya harus dimanfaatkan dengan baik, bayar ya tetap bayar, tapi paling tidak mahasiswa itu dapat manfaat dari kosan yang ditinggali.

Pertanyaannya, bagaimana cara memanfaatkan kosan? Banyak sekali jalannya, seperti banyak jalan menuju Roma.

Pertama, kita bisa memaksimalkan kosan sebagai tempat ngumpul intelek.

Contohnya, di ruang tamu kosan disediakan beberapa buku, setelah itu undang beberapa kawan ke kosan, ajak mereka bicara isu-isu yang lagi hangat, membaca buku, sharing, saling bertanya, diskusi tentang mata kuliah atau kajian fiqih.

Cara ini mudah dilakukan, bukunya nggak harus bagus, buku mata kuliah yang sudah dibeli pun cukup. Ngumpulnya jangan setiap hari, paling tidak 3 minggu sekali.

Kedua, saya sering memanfaatkan kosan teman untuk menulis. Disana saya bawak laptop, dan sengaja menulis di depan kawan-kawan, alasannya apa? Biar mereka lihat saya, terus tergerak untuk menulis, separagraf cukup kok.

Setelah menulis, saya cerita ke mereka tentang manfaat menulis, asiknya menulis dan dengan menulis, kita bisa dapat uang.

Maksud saya bukan semuanya harus menulis, melainkan kerjakanlah sesuatu yang berhubungan dengan jurusan di kosan.

Misalnya, mahasiswa Jurusan Ekonomi Syariah, mereka bisa buka usaha online di kosan. Jualan online kan enak, cuma modal paket, posting sering-sering, tawarkan ke grup dan eeng iiing eeng, pembeli pun datang.

Jurusan Sistem Informasi, ini lebih enak, kalau mahasiswa SI pandai desain grafis, pundi-pundi uang akan segera datang. Di era sekarang, mahasiswa kreatif di desain grafis selalu dicari orang.

Caranya gampang, tinggal buat status di wattsaap, "Buka jasa desain grafis, murah meriah," lalu tampilkan gambar hasil desain kita. Tunggu saja di kosan, duduk, siapkan laptop, buka corel draw atau photoshop, pesanan hadir deh.

Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Jadi anak kos jurusan KPI enak juga. Di kosan anak KPI bisa melalukan beberapa hal, seperti, karena komunikasi atau ngomong dan penyiaran berbau islam, mereka bisa memanfaatkan kosannya sebagai tempat latihan siaran.

Ajak beberapa kawan, yaa tinggal komunikasi antar sesama. Bicara terus, lama-lama bagus.

Terus Prodi Bimbingan dan Penyuluhan Islam, ini mudah malah. Kosan mahasiswa BPI bisa dibuat jadi labor konseling. Ajak teman yang sedang galau, curhatlah di kosan, catat masalahnya.

Berperanlah seolah-olah kamu itu psikolog handal. Kasih arahan, beri solusi jitu dan semacamnya, kadang-kadang judul skripsi muncul disini.

Ada yang emak bapak nya mau naik haji? Atau keluarganya sebentar lagi naik haji? Ohhh tenang, jangan risau.

Anak-anak jurusan Managemen Dakwah siap membantu dikosan. Datanglah ke kosan anak MD, insyaallah mereka bakal memberi tips agar hajinya mabrur.

Pernah lihat Ustadz Adi Hidayat ceramah diluar negeri? Saya pernah lihatnya di Youtube. Ustadz Adi Hidayat kajian bukan di masjid, tapi ditaman dengan beberapa orang saja. Cara ini bisa dilakukan teman-teman jurusan Pengembangan Masyarakat Islam di teras kosan.

Jika terasnya lebar, dan bisa ditempati 5-7 orang, anak PMI bisa memanfaatkannya untuk kultum giliran. Itukan pengembangan masyarakat islam juga, skala kecil memang.

....

Kosan yang ditempati, jangan dipakai untuk bobok cantik saja. Rugiloh, bayarnya mahal ehh manfaatnya nggak ada.

Kalau bisa, kosan itu dimanfaatkan untuk kegiatan positif. Tidur ya silahkan, sehari tidur pulas, besok jangan, hari itu kosan untuk umat.

Begini yaa. Sekarang ini, kalau kita tidak berbuat apa-apa, terus kerjaannya buka gadget, main poker, chat doi dan molor dikosan, ya ampun oom, mau jadi apa sih? Mau mulung setelah wisuda? Pulang ke desa terus jadi begal? Adehh nggak zaman kali.

Kosan jika dimaknai sebagai tempat tinggal, yaa bakal jadi tempat tinggal tok. Terus hasilnya apa? Hayalan tingkat tinggi.

Tinggal sendirian di kosan itu enak, mahasiswa bebas berbuat apa saja. Tidak ada yang marah, mau bersih ya tinggal nyapu, mau kotor? Taburkan sampah dilantai.

Omelan emak nggak ada di kosan, ocehan kakak? Boro-boro deh. Diminta ke kebun juga tidak di kosan, disuruh ke pasar pun nggak dikosan.

Lalu, apa susahnya memanfaatkan kosan?

Muhammad Ridho
3 Desember 2019

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun