"Dia mah enak cantik. Cantiknya bisa ngejual. Jadi komiditi. Lihat tuh followersnya banyak. Sering dapat endors-an, paid promote." Dulu aku berpikir seperti itu dan merasa iri. Saat aku melihat selebgram sukses karena keunggulan fisik yang didapat dari lahir, atau karena takdir mubram yang hoki. Atau kalau orang zaman sekarang bilangnya "punya-privilese". Dan aku rasa ada juga yang berpikiran begitu selain aku. Aku yang dulu maksudnya. Karena---seperti lantunan sebuah lagu---aku yang dulu bukanlah yang sekarang (dibaca dengan nada).
KEMBALI KE ARTIKEL