Peran guru sebagai penguat nilai-nilai Pancasila di lingkungan sekolah juga, agar mendapatkan hasil penguatan yang baik di dalam pribadi peserta didik tersebut. Sebagai agen penguat nilai-nilai Pancasila guru bisa menerapkan gaya pembelajaran yang menyesuaikan dengan zaman sesuai dengan kebutuhan peserta didik namun tidak mengekang pribadi siswa. Hal itu tentu harus dikaji dengan serius untuk mendapatkan solusi yang terbaik.
Lalu apa saja yang bisa dilakukan guru untuk menjadi agen penguat nilai Pancasila? Dibawah ini beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan nilai Pancasila seauai dengan kemajuan dan kebutuhan peserta didik serta menyenangkan.
Menggunakan Metode Pembelajaran Interaktif
Metode interaktif bisa dilakukan dengan cara diskusi kelompok , role play, dan studi kasus dengan menerapkan pendekatan interaktif ini peserta Didik diharapkan bisa memahami dan mengimplementasikannya di kehidupan nyata. Peserta didik juga bisa diajak untuk berpartisipasi aktif untuk memecahkan masalah yang mencerminkan tantangan bangsa seperti kerukunan antar umat beragama atau menjaga persatuan dalam keberagaman.
Menghadirkan Teladan dan Ekstrakurikuler
Selanjutnya, yaitu menghadirkan figur teladan dari masyarakat itu sendiri untuk bisa memotivasi siswa agar bisa mencontoh karakter baik dari tokoh teladan tersebut, hal ini juga pernah saya rasakan di sekolah yang menghadirkan seorang tokoh untuk bisa memberikan motivasi, entah itu untuk pembelajara,n untuk kehidupan bermasyarakat, atau untuk masa depan yang baik bagi peserta didik tersebut. Selain itu kegiatan ekstrakurikuler juga bisa dilakukan untuk menjadi upaya bagi guru untuk bisa menguatkan nilai-nilai Pancasila seperti, melestarikan nilai kebudayaan dalam ekstrakurikuler seni tradisional, meningkatkan nilai nasionalisme dan patriotisme dengan ekstrakurikuler pramuka dan Paskibra.
Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila
Selanjutnya, untuk menanamkan Pendidikan karakter yang berbasis nilai Pancasila yang sudah lama digaungkan oleh menteri pendidikan di kurikulum Merdeka ini bahwa Pendidikan karakter sangat ditekankan untuk membentuk nilai dan sikap peserta didik agar menjadi pribadi yang baik dan berguna bagi diri sendiri keluarga masyarakat agama dan negara dengan sutan P5 (projek penguatan profil belajar pancasila). Pendidikan karakter juga tidak hanya dipelajari di sekolah saja, namun peserta didik bisa belajar di lingkungan keluarga dan masyarakat dan hal itu sangat berdampak besar untuk membentuk pribadi yang berkarakter, tentu saja hal itu membutuhkan dukungan dari keluarga.
Penggunaan Teknologi dan Media Sosial
Selanjutnya yaitu penggunaan teknologi dan media sosial yang bisa menjadi alat yang kuat untuk menanamkan pendidikan karakter dan memperkuat nasionalisme generasi muda, karena sebagian besar generasi muda saat ini hampir semuanya menggunakan media sosial, dengan adanya konten yang kreatif, inovatif dan mengedukasi, anak-anak bisa mendapatkan pengetahuan tentang nasionalisme dan pendidikan karakter melalui media sosial yang dikemas dengan konten yang menarik.
Hal tersebut merupakan sebagian kecil upaya yang bisa dilakukan guru, karena banyak cara yang bisa dilakukan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik dan lokasi tempat tinggal mereka.