Ada rasa bangga mengalir dalam darah sekujur tubuhnya. Hidup jadi sangat bersemangat seketika. Memberikan hadiah terbaik bagi kedua orangtuanya, Rijal, satu-satunya cowok yang menyandang predikat pujian, wajar jika memiliki segudang impian. Kerja kerasnya tidak sia-sia. Ketika dipanggil ke panggung wisuda untuk menerima placard, luapan kegembiraan sulit dilukiskan. Bersama kedua bapak dan bundanya, Rijal berpose bersama. Bukti perjuanganya berujung dengan keberhasilan cemerlang dalam bidang pendidikannya.
Namun ternyata belum selesai sampai di sana. Sepulang dari wisuda, fikirannya melayang jauh. Sebuah pertanyaan mengusik prestasi yang diraihnya. Mau kerja di mana esok harinya?
Diakuinya saat ini memang bayak orang pintar. Akan tetapi masih sebatas pada kepintaran akademik, katanya. Sementara kecerdasan sosial, emosional dipertanyakan. Masih dirasakan adanya kesenjangan di sana-sini. Di antaranya yang paling menonjol adalah persoalan perolehan lapangan kerja atau kemampuan membuka lapangan kerja.
Negara kita makin lama makin modern. Fasilitas belajar, sarana dan prasarana pendidikan semakin baik. Didukung oleh perbaikan gizi anak, membuat banyak anak Indonesia makin pintar.