Pada tahun 1959, ada sebuah desa Bernama ujung-bone di tanah Bugis, lahirlah seorang laki-laki sederhana yang tumbuh dengan berpegang pada prinsip-prinsip keagamaan. Ia bukan hanya seorang ulama atau cendekiawan, namun juga sebagai jembatan pengetahuan yang luas untuk terus memperbarui makna-makna spiritual bagi umat muslim. Beliau adalah Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A., putra dari pasangan Andi Muhammad Umar dan Andi Bunga Tungke. Kakeknya, Muhammad Ali Daeng, adalah pendiri Gerakan Muhammadiyah di Makassar.
KEMBALI KE ARTIKEL