Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Narsis Bareng Andrea Hirata di Ubud Writers Festival

14 Oktober 2011   02:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:59 229 1
Padatnya acara diskusi sepanjang pagi, siang, dan sore selama perhelatan Ubud Writers hingga tanggal sembilan Oktober itu, barangkali membuat kebanyakan orang ingin mengikuti semuanya namun di sisi lain adalah hal yang mustahal bin mustahil. Misalnya hari itu seusai sesi lyric spirituality, saya segera meluncur ke sesi The Long and The Short Of It. Dan ternyata di waktu bersamaan, bertempat di Neka Museum Art, ada Tariq Ali dengan Why Here, Why Now-nya ( Alleged inspiration for the Rolling Stone's Street Fighting Man dan John Lennon's Power to the people, Tariq Ali has written more than two dozen books on world history and politics and the celebrated Islam Quintet fiction series). Karena hal-hal itu, dan hal-hal lainnya ( more and more 'hal':) seringkali semua orang berjalan tergesa-gesa selain karena alasan gerimis yang kerap mewarnai dan menghidupkan Ubud yang populer dengan 'mendung dan gerimis' di bulan musim hujan awal ini. Terkadang di bulevard yang menghubungkan left bank dan Indus bertemu dengan sejumlah penulis terkenal dari Indonesia, melihat para fans mereka mengajak foto bersama. Dan saya, yang merasa sudah emak-emak, terlalu malu untuk meminta hal yang serupa. Seringkali saya hanya berlalu dan iseng sendiri di kejauhan, mengabadikan momen tersebut diam-diam ( semoga tidak ada tuntutan di belakang hari dari pihak-pihak yang bersangkutan:) [caption id="attachment_136759" align="alignnone" width="300" caption="Andrea Hirata diantara fans, saya sedang duduk di tangga memeriksa jadwal Legends and Lores yang ingin saya hadiri sore itu..."][/caption] Begitulah sodara, sore itu selepas sesinya Pak Saut Poltak Tambunan, Alan Malingi, dan Satmoko Budi Santoso, yang dimoderatori Lily Yulianti Farid. Saya tidak beranjak karena oleh panitia diminta hadir dalam Publisher Forum, mempertemukan penulis dengan penerbit, dari jam enam sore sampai pukul tujuh nanti. Saya sedang 'prei' shalat, jadi bisa sangat-sangat santai... Terkadang penyakit menyendiri saya kambuh tanpa mengenal situasi dan kondisi, mungkin karena lelah atau mengantuk. Saya duduk di deretan kursi kosong dekat pintu masuk, yang berarti cukup jauh dari meja para nara sumber sedang berbagi pengalaman sebagai penulis, pengusaha penerbitan, pemilik toko buku, dan sebagainya. Andrea Hirata masuk bersama teman-temannya, mengambil tempat duduk di sebelah saya. Saya menoleh ketika dia menyeret kursi lebih dekat ke sisi saya, bertanya tentang siapa saja orang-orang yang berbicara di depan. Saya menjelaskan apa adanya, kalau saya tidak mengerti, mereka, para nara sumber itu menggunakan bahasa asing yang ritmenya sangat cepat. Bagi saya lebih mudah memahami Pak Izzeldin ketika berbicara di dalam forum Survivor yang saya ikuti beberapa waktu lalu, daripada orang-orang Indonesia di depan. Andrea tertawa, ramah dan ekspresinya tidak untuk mengejek keudikan saya. Lalu menjelaskan jika beberapa orang dari mereka datang dari penerbit ini dan itu, namun ia tak kenal pembicara yang lain. Ternyata Andrea seorang yang humoris, terutama ketika saya meminta kami foto bersama. "close up sepuluh ribu, seluruh badan dua lima ribu." ia berkelakar. [caption id="attachment_136771" align="alignnone" width="300" caption="lokasi: Left Bank dalam sesi Publisher Forum"][/caption] Terima kasih pada Adi Toha dari Serambi yang sudah menjadi fotografer dadakan:) dan ternyata tugasnya diperpanjang oleh permintaan yang menyusul kemudian. Jadi saya bilang pada Andrea, "saya harus pindah duduk, sudah diusir inih sama teman-teman." Andrea tertawa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun