Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

"13 Hari Menjelang 28 Oktober 2012"

29 Oktober 2012   08:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:15 457 0
Kita semua pasti sudah tahu momen apa dibalik setiap tanggal 28 Oktober di Indonesia, apalagi kalau bukan Sumpah Pemuda. Meski namanya terasa asing di telinga, sesungguhnya itu bukanlah barang baru. Jauh sebelum Indonesia merdeka, sekitar 17 tahun sebelum Indonesia merdeka, sudah ada gebrakan para pemuda-pemudi yang bercerita dan mencetuskan Sumpah Pemuda tersebut.

Tugas mereka sudah selesai, tetapi apakah sekarang kita tinggal diam. Justru tugas kitalah yang lebih berat dari mereka, yaitu mempertahankan apa yang telah diperjuangkan. Meskipun tugas kita lebih berat, namun untuk melakukannya tidak dibutuhkan tenaga dan keringat yang berlebih seperti mereka. Saat ini yang dibutuhkan hanyalah KESADARAN, tetapi justru disitulah letak beratnya.

Peristiwa itu menceritakan perjuangan pemuda Indonesia dalam mencari jati diri bangsa melalui sumpah pemuda. Apakah sampai saat ini jati diri itu masih ada atau bahkan semenjak dahulu kalapun jati diri Indonesia belum ada?. Oleh karena itu, dalam hal ini saya mengajak teman-teman untuk merenungi sejarah dan mengambil makna dari peristiwa dicetuskannya sumpah pemuda. Selain itu, saya juga mengajak teman-teman untuk selalu kritis dalam mencari kebenaran dari setiap sejarah kelam Indonesia. Tentu hal ini menarik untuk dikritisi bagi para pemuda masa kini, pemuda sebagai penerus sejarah pergerakan.

Saat ini perayaan setiap momen bersejarah bangsa Indonesia hanya bersifat seremonial atau perayaan belaka tanpa benar-benar menyadari arti dari momen tersebut secara utuh. Sebagai contoh, salah satu momen pada tanggal 28 Oktober 1928 yaitu sumpah pemuda, peristiwa tersebut merupakan salah satu momen sejarah penting dalam perjalanan Indonesia hingga bisa berdiri tegak sampai saat ini.

Kalau menurut teman-teman, apa sih makna dari peristiwa itu, dan mengapa harus dicetuskan pada saat itu? Bagi Foulcher, sumpah pemuda adalah sebuah proses dari akumulasi nilai-nilai dan ideologi yang dimuai sejak peristiwa 84 tahun yang silam.

“Sumpah Pemuda versi Ejaan Yang Disempurnakan:
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.”

Seharusnya menjadi pertanyaan adalah, “Apakah ada hal negatif di balik sumpah tersebut”, bukan malah pertanyaan seperti ini, “Apakah naskah sumpah pemuda yang sesungguhnya memang seperti itu?”. Itulah perbedaan antara pemuda yang dahulu dengan pemuda sekarang. Sekarang kita hanya bisa mengkritisi tapi tidak bisa mengambil makna dibalik peristiwa tersebut.

Sebagai analogi, seandainya naskah tersebut memang tidak seperti itu, apakah ada masalah dengan kita. Jika memang ada manipulasi pada naskah tersebut maka benar terjadi manipulasi dibalik sejarah, namun apakah salah jika kita berpikir positif. Coba bayangkan apabila hal itu tidak dicetuskan dan tidak diajarkan sampai sekarang? Apakah pemuda kita bisa mempertahankan ketiga hal tersebut?, jawabannya pasti tidak. Hal itu bisa dilihat dari kondisi sekarang; walaupun sudah selalu diajarkan dari tahun ke tahun, pemuda kita tetap tidak mengerti arti sumpah pemuda itu sendiri.

Kita bisa lihat sendiri sekitar 13 hari sebelum tanggal 28 Oktober 2012, yaitu minggu kedua bulan oktober tahun ini, bahkan sampai saat tulisan ini selesaipun kita semua sudah tau bahwa kondisi di Indonesia saat ini sedang kacau balau. Sebagai contoh ada kutipan seperti ini, "KPK Vs Polisi: Mimpi Pemberantasan Korupsi" oleh Hizbut Tahrir Indonesia di Wisma Antara pada tanggal 13 oktober 2012. Mereka yang sudah seharusnya menegakkan keadilan dan kebenaran dinegri inipun belum mengerti arti dibalik peristiwa 1928 tersebut. Seharusnya mereka saling mendukung untuk menegakkan kebenaran di Negri ini, tapi kenyataannya apa?, mereka saling “tikam”. Apakah seperti itu sikap seseorang yang mengerti akan hadirnya peristiwa sumpah pemuda?.

Saya sebagai penulis mengajak teman-teman untuk bisa berpikir, bahwa peristiwa 28 oktober itulah sebagai momentum kita untuk berpikir lebih luas. Sebagai kesimpulan, harusnya kita sadar bahwa dengan adanya momen itu, Indonesia menjadi terlahir sebagai bangsa yang baru. Indonesia menjadi “satu tubuh”, yang lahir dari tujuan-tujuan dan harapan yang sama. Indonesia menjadi rumah bersama bagi setiap individu, yang mampu menjembatani perbedaan-perbedaan suku, agama, maupun ideologi yang dimilikinya.

By: Rico Ricardo Lumban Gaol

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun