Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Rusia Ditantang Untuk Berperang!

14 Oktober 2015   19:13 Diperbarui: 14 Oktober 2015   19:13 1753 6

Setelah sebelumnya beberapa negara pendukung oposisi Suriah sudah menyatakan sikap tak senangnya terhadap keputusan yang dibuat oleh Presiden Putin yang memutuskan untuk menghabisi dominasi ISIS di Suriah sekaligus menyelamatkan Presiden Assad dari incaran kelompok pemberontak yang disokong oleh pendukung oposisi, kini rupanya sikap tak senang bahkan sikap yang cenderung memercikkan api perang sudah dikobarkan oleh Arab Saudi. Pasalnya, sebanyak 55 ulama dan ilmuwan kerajaan Arab Saudi mengeluarkan pernyataan mirip fatwa yang mengorbankan jihad melawan Rusia di Suriah.

Puluhan ulama Saudi tersebut menyerukan semua faksi oposisi di Suriah untuk bersatu melawan intervensi militer Rusia yang tidak rezim Assad tumbang. Pernyataan yang telah ditandatangani 55 ulama dan ilmuwan Saudi tersebut sudah diterbitkan sejak Sabtu, 10/10/2015 (Referensi: CNN). Pernyataan ulama dan ilmuwan Saudi tersebut tentulah kian membuat Rusia marah, lantaran niat baiknya yang ingin menumpas kelompok milita ISIS dihambat oleh banyak negara yang kini sudah membentuk sebuah kesepakatan bersama untuk menghambat rencana besar militer Rusia dalam menumpaskan habis kelompok militan ISIS dan oposisi yang memang memiliki niat jahat untuk Suriah dan Presiden Assad, yang kini mendapat banyak dukungan dari koalisi pendukung Assad, Rusia salah satu kekuatan besar yang dimiliki oleh rezim Assad untuk menghindari Assad dijungkirbalikkan dari kursi Presiden Suriah, seperti yang dikehendaki oleh Amerika Serikat dan para sekutunya.

Semangat mengobarkan perang di Suriah tak hanya dilakukan oleh Arab Saudi saja, kelompok teroris Suriah yang berafiliasi dengan kelompok teroris Al-Qaeda, Al-Nusra pun sudah mengobarkan semangat perang di Suriah, dalam pernyataanya, kelompok yang langsung berafiliasi dengan Al-Qaeda tersebut sudah menginstruksikan kepada seluruh anggotanya untuk melakukan Genosida atau pembersihan etnis di Suriah, etnis yang dimaksudkan disini adalah etnis Alawit, yang merupakan etnis dari Presiden Suriah, Bashar Al Assad. Instruksi tersebut muncul tak lama setelah kelompok teroris, Al-Nusra mengalami kekalahan atas pasukan pemerintah Suriah dan kehilangan salah satu anggotanya.

Al-Nusra juga menantang Rusia, karena bagi mereka Rusia seolah ingin menambahi musuh mereka di Suriah. Anggota Al-Nusra sebagian besar adalah anggota pemberontak Suriah dan sebagian diantara mereka adalah kelompok yang dilatih oleh Amerika Serikat dan Barat. Tidak sedikit pula senjata ang dimiliki oleh kelompok ii adalah langsung berasal dari senjata yang diberikan oleh Amerika Serikat kepada pemberontak Suriah, dukungan utama Amerika Serikat dan sekutunya dalam rangka mengambilalih tampuk kekuasaan dari Presiden Suriah, Bashar Al Assad.

Tak hanya kelompok teroris Al-Nusra yang sudah menabuh lonceng perang melawan Rusia dan sekutunya, kelompok teroris yang paling disegani, ditakuti sekaligus menjadi musuh utama global, ISIS, juga sudah membunyikkan lonceng serupa, ISIS menyerukan kepada umat Islam untuk segera memulai ‘’Perang Suci’’ di Timur Tengah untuk melawan Rusia dan Amerika Serikat. (Referensi: Reuters).

‘’Pada pemuda Islam di manapun, menyalakan jihad melawan Rusia dan Amerika Serikat dalam perang salib mereka terhadap umat Islam,’’ ujar juru bicara ISIS, Abu Mohhamad al-Alnani, seperti yang dikutip dari Reuters, Selasa (13/10/2015).

Saat ini, ISIS memang semakin babak belur dihantam oleh serangan koalisi Rusia dan Amerika Serikat, basis-basis yang selama ini digunakan ISIS sebagai markas mereka di Suriah dan Irak pun satu-persatu hancur setelah dihantam habis-habisan oleh roket-roket dan jet-jet tempur milik koalisi Rusia dan Amerika Serikat. Situasi diatas kian menunjukkan betapa kian gawat daruratnya situasi politik di Timur Tengah, terlebih lagi kondisi semakin memanas, setelah Amerika Serikat yang sudah memperingatkan Presiden Putin untuk segera menghentikan intervensi militer, politiknya di Suriah sekaligus Rusia juga dituduh oleh Amerika sebagai penghambat upayanya dalam memusnahkan ISIS, situasi kian memanas lagi, setelah tuduhan dan peringatan tersebut dibalas oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin, Putin meminta Amerika menunjukkan data yang menyebut Rusia telah menghambat aksi AS dalam memberangus ISIS, padahal, meurut Putin, aksi militer Rusia di Suriah justru sedikit meringankan bebas Amerika dan sekutunya dalam menumpas ISIS yang sudah menguasai 70% wilayah di Suriah.

Bahkan, yang lebih mengejutkan lagi, pemimpin kelompok Al-Nusra berjanji akan memberikan hadiah yang cukup besar bagi siapa saja yang bisa membunuh Assad dan pemimpin Hizbullah. Dalam rekaman audio yang dirilis Senin (14/10/2015), pimpinan Al-Nusra mengatakan, ia akan memberikan uang sebesar 3 juta Euro atau setara dengan Rp. 46,6 Miliar bagi siapapun yang bisa membunuh Assad. (Referensi: BBC News, Al Arabiya). Situasi tersebut semakin memanaskan persaingan politik antar negara yang kini memutuskan untuk membela mati-mati Assad dari siapapun yang ingin menjungkirbalikkanya termasuk yang ingin membunuhnya.

Jika memahami lebih jauh, terkait seruan perang yang sudah digaungkan oleh Arab Saudi termasuk pula oleh ISIS dan AL-Nusra,sudah seharusnya negara-negara yang menjadi pendukung utama rezim Assad, untuk segera mengambil tindakan cepat dan tepat, yakni ikut menerjunkan pasukan militernya di Suriah untuk membantu Rusia, yang makin hari, tampaknya makin bertambah musuhnya. Rusia saat ini sedang membutuhkan bantuan yang sangat serius dan negara-negara yang tergabung dalam koalisi pendukung Assad, sudah saatnya negara-negara tersebut membuktikkan diri kepada dunia internasional,bahwa tujuan mulia mereka untuk menumpas ISIS benar-benar nyata dimata internasional. Bahkan, negara-negara tersebut harus secepatnya bergabung dengan Rusia untuk menghabisi ISIS dan Al-Nusra, karena kedua kelompok teroris tersebut juga sudah mengobarkan perang melawan Rusia. Tak hanya negara yang tergabung dalam pendukung Assad, negara-negara pendukung kelompok oposisi, AS, Belgia, Belanda, Arab Saudi, Qatar, Australia secepatnya harus segera bersatu untuk menumpaskan ISIS, negara-negara tersebut jangan terus berpikir untuk hanya menjuungkirbalikkan Assad, tetapi negara-negara tersebut sudah selayaknya menumpas ISIS, karena ISIS termasuk Al-Nusra adalah musuh global yang harus ditumpas secepat mungkin.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun