Sebuah data mengejutkan dikeluarkan Angkatan Laut Australia. Kalau tahun 2011 jumlah pencari suaka ‘hanya’ 4.500 orang, tahun ini (hingga Juli 2012) jumlah pencari suakake Australia telah mencapai angka fantastik yaitu 7500 orang. Angka ini telah melampaui angka penari suaka pada tahun-tahun sebelumnya. Mereka kebanyakan berasal dari negara-negara seperti Iran, Irak, Afghanistan, Pakistan, dan Sri Lanka.
Data lainnya, sejak 2009 sampai sekarang, tercatat 604 pencari suaka dan kru telah kehilangan nyawa mereka di laut dalam perjalanan mereka ke Australia.
Dalam beberapa tahun terakhir, Angkatan Laut Australia telah meningkatkan kewaspadaan menjaga perbatasan Negara mereka dari aksi penyelundupan manusia. Dalam upaya itu, banyak menalayan miskin dari wilayah Indonesia Timur yang tertangkap. Tak jarang, kapal-kapal nelayan biasa yang tersesat ke perairan Australia juga ikut ditangkap. Tanpa ampun, perahu mereke digerek lalu dibakar di laut.
Pencari Suaka dari Papua
Terkait soal pencari suaka ke Australia, akhir 2008 yang lalu ada 43 pencari suaka dari Papua ke Australia. Mereka dikoordinir oleh seorang aktivis asal Papua yang sudah lama tinggal di Australia, yaitu Herman Wanggai. Mereka berangkat dengan berbagai janji manis, namun faktanya, setelah tiba di Australia mereka dipekerjakan sebagai tukang kebun. Beberapa dari mereka kemudian sadar kalau dirinya ditipu oleh Herman Wanggai lalu melapor ke KBRIsetempat untuk selanjutnya dipulangkan kembali ke Jayapura. Mereka antara lain Yunus Wanggai, Sitti Wanggai dan anaknya Anike Wanggai yang baru berusia 6 tahun.
http://pemudabaptis.blogspot.com/2008/12/eks-pencari-suaka-adukan-herman-wanggay.html
Kita berharap, tidak ada lagi orang Indonesia yang mencari suaka ke negara lain, baik atas kemauan sendiri dan lebih-lebih karena janji manis kelompok aktivis tertentu atas nama demokrasi atau HAM atau apapun namanya itu. Negeri yang penuh damai ini justru diminati warga bangsa lain untuk dinikmati. Janganlah kita menyia-nyiakannya.