Perkembangan kota di Indonesia, sebagaimana umumnya di negara berkembang, selain menunjukkan kemajuan yang menggembirakan juga menimbulkan dilema yang mengkhawatirkan. Kota cenderung berkembang secara fisik dan ekonomis, tetapi menurun secara kultural dan ekologis. Fisiografi perkotaan terus meluas menembus batas administratif menuju wilayah pinggirannya. Perkembangan sarana prasarana fisik jauh meninggalkan bahkan meminggirkan kebutuhan ekologis kota. Pembangunan telah memicu konversi lahan pertanian yang tak terkendali. Akibatnya fungsi resapan air menurun drastis dan sebaliknya laju limpasan air permukaan meningkat. Berkurangnya lahan hijau dan meningkatnya kepemilikan kendaraan bermotor juga telah mengakibatkan polusi udara yang tinggi dan pemanasan mikro kota.
KEMBALI KE ARTIKEL