Langkahnya kian cepat. Tak beraturan. Kadang kesrimpet. Kadang pula tersandung, walau tak sampai jatuh. Hampir saja jatuh. Tetapi masih saja ia bertahan, menyeret langkah kakinya, menyusuri jalanan berdebu. Di benakya ada beban teramat berat yang tak mungkin lagi ia panggul sendirian. Benaknya seolah menjadi arena pertarungan antara harapan melawan kecemasan. Ruwet tapi juga menegangkan. Itulah kemudian mengapa sosok perempuan yang berjalan di antara padang pasir itu berjalan cepat. Berburu waktu agar tak terlambat.