Pagi-pagi benar kami mesti bangun. Sebelum subuh menetaskan fajar merah di ufuk timur. Mimpi yang menjadi hadiah bagi tubuh lelah semalam kami pun harus segera diringkus. Menjauhkannya dari tubuh kami. Itu sudah menjadi komitmen, bahwa pagi ini tidak ada satu pun yang boleh terlambat bangun. Meski sedetik. Tidak boleh! Kami tak ingin menjadi tuan rumah yang tidak pandai menghormati tamu. Sebab tamu, dalam keyakinan kami, adalah anugerah besar. Tamu, bagi kami, adalah kunci pembuka pintu rezeki. Itu telah tertanam sejak lama. Sudah menjadi kesepakatan bersama.
KEMBALI KE ARTIKEL