Daftar film yang keluar dari mulut mereka selalu film-film hollywood dan saya waktu itu merasa miris. Kenapa anak muda Indonesia tidak mau menonton film karya anak bangsa mereka sendiri, sih? Beralasankan hal itu, saya ajak mereka nonton film Fiksi. Waktu itu hampir jawaban yang keluar dari mulut mereka seragam: malesssss!! Film Indonesia kalau nggak seks, ya setan!
Saya jelaskan pelan-pelan kalau tidak semua film Indonesia seperti itu. Ada film-film bermutu, bagus, namun sayangnya tidak punya marketing yang baik, akhirnya menguap begitu saja seiring berjalannya waktu. Saya jelaskan bahwa film Fiksi bukanlah jenis film seperti itu.
Namun sebesar apapun saya berusaha untuk mengajak mereka menonton film Indonesia, sebesar usaha saya jugalah mereka menolak. Katanya tidak perlu pembuktian, sekalinya jelek, film Indonesia akan selalu jelek.
Saya miris. Jujur saya ingin sekali menampar mereka dengan memberikan segudang film Indonesia yang baik, dan tidak melulu berisi seks dan horor. Nyatanya, bagaimana mau tahu kalau membuka hati untuk film Indonesia saja sudah susah?
Nyatanya, banyak film Indonesia yang tidak melulu berisi horor-seks. Banyak film Indonesia yang bermutu, bahkan sudah melalangbuana di festival luar seperti Rumah Dara atau Pintu Terlarang atau Serigala Terakhir. Nyatanya, sebanyak apapun film bagus keluar, kalau tidak diimbangi dengan 'iklan' yang jor-joran, selanjutnya mereka akan mati dimakan waktu pemutaran.
Lewat artikel ini, saya berharap semoga banyak orang dibukakan paradigmanya mengenai film Indonesia. Mulai dari produser yang sudah seyogyanya memilih film yang memajukan insan film Indonesia dan bukan hanya memajukan perekonomian mereka sendiri, sampai ke penonton yang apatis akan film Indonesia.
Hidup film Indonesia!