Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Akibat Abrasi, Seratusan KK di Meranti Berumah di Atas Laut

11 Juni 2012   10:11 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:07 251 1
[caption id="" align="alignleft" width="620" caption="rumah berhalaman air"][/caption] RANGSANG - Daratan di Pulau Rangsang terus menyusut. Setelah 500-an meter daratan pantai Desa Tanjung Kedabu, kini diketahui pula 800-an meter daratan pantai dusun Telesung Bungur kecamatan Rangsang juga ikut terjun ke laut. Akibatnya, ratusan warga dusun Telesung yang dulu bertapak di daratan, kini terpaksa harus tinggal di rumah panggung dengan berhalamankan hamparan laut yang setiap waktunya terus digenangi air asin. Ketua DPRD Meranti Hafizoh mengatakan, lebih dari 100-an KK di dusun Telesung Bungur kecamatan Rangsang berumah di atas laut. Daratan dusun Telesung setiap tahunnya terus tergerus abrasi dan terjun ke laut. Sudah 800-an meter luas daratan yang berubah menjadi laut. "Dan untuk mengatasi terjangan abrasi, warga dengan cara swadaya membangun turap pengaman. Untuk itu, pusat diharus memperioritaskan penyelamatan Pulau Ransang dan pulau-pulau terluar Meranti lainnya," ungkapnya. Menurut Hafizoh, tidak hanya di Dusun Telesung di Tanjung Kedabu, Sonde dan Rangsang, ratusan bahkan ribuan jiwa terpaksa berumah di atas hamparan laut. Kondisi ini sudah berjalan bertahun-tahun. Meskipun hingga hari ini belum ada rumah yang runtuh, dengan kondisi cuaca yang ekstrim dan laut Selat Malaka yang terus bergelora, bukan tidak mungkin suatu saat akan meruntuhkan bangunan rumah warga di atas laut tersebut. Kondisi ini jelas sangat mencemaskan, untuk itu pemerintah pusat harus berupaya melakukan upaya konkrit untuk mengatasi ancaman abrasi dan berbagai program sosial lainya terhadap dampak abrasi di Pulau Rangsang. Penanggulangan dan penyelamatan Pulau Rangsang sebagai pulau terluar, harus segera di lakukan secara komprehensif melaui alokasi anggaran APBN. Diungkapkan Hafizoh, program penyelamatan pulau-pulau terluar harus dilakukan secara sinergi antara pemerintah daerah, propinsi dan pusat. Kalaupun sekarang ini anggaran APBD Meranti terus meningkat, hal ini tidak bisa diplot untuk program penyelematan pulau Rangsang. Meranti yang masih minim infrastruktur jelas membutuhkan alokasi anggaran yang sangat besar untuk mengejar ketertinggalan. Apalagi, infrastruktur di berbagai pelosok pedesaan masih sangat minim. Hal ini jelas akan menyerap alokasi anggaran yang sangat besar. Untuk itu, katanya, dewan mendukung penuh kebijakan Pemda Meranti untuk mendesak pusat agar mengalokasikan anggaran APBN untuk program penyelamatan Pulau Rangsang. "Kita harapkan pusat bisa mengalokasikan anggaran ini secara berkala di setiap tahun angaran APBN," katanya. Persoalannya, titik sebaran abrasi di Pulau terluar ini sangat luas. "Kita berharap tak hanya dari sisi infrastrukutr, alokasi program penyelamatan pulau Rangsang ini harus dilakukan secara menyeluruh, termasuk sosial dan ekonomi masyarakatnya," beber Hafizoh dengan nada penuh harap. (sri)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun