Dunia yang modern ini bukan lah hal yang perlu dijauhi tapi malah perlu dimasuki oleh seorang Melayu.Ilmu dan teknologi tidak patut jadi pantangan tapi harus dipelajari dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, kecuali ilmu sesat yang dapat membawa keburukan atau tidak serasi dengan ajaran agama Islam.
Orang tua-tua Melayu menegaskan agar dapat menapis dan menyaring ilmu yang dituntut berdasarkan referensi akidah Islam yang serasi dengan nilai-nilai luhur budaya dan sosial masyarakat.Dalam tingkat yang paling sederhana, disarakan untuk menuntut ilmu yang tidak mudarat bagi kehidupan di dunia dan di akhiriat.Tentang hal ini Tenas Effendy, seorang budayawan Riau, menyatakan dalam bukunya Tunjuk Ajar Melayu dengan ungkapan sebagai berikut:
mencari ilmu dengan ilmu,
meluruskan ilmu dengan iman
kalau mencari ilmu dunia,
luruskan olehmu dengan agama
kalau hidup hendak selamat,
carilah ilmu yang bermanfaat
kalau hidup hendak sentosa,
carilah ilmu yang berfaedah
kalau hidup hendak jadi orang,
menuntut ilmu janganlah kurang
kalau hidup hendak terhormat,
carilah ilmu jauh dan dekat
kalau hidup hendak terpuji,
menuntut ilmu jangan berhenti
kalau hidup hendak bertuah,
menuntut ilmu janganlah lengah.
Akan tetapi dalam menuntut ilmu diingatkan agar seimbang antara pengetahuan dan keimanan.Manusia yang seimbang ini merupakan seorang manusia yang sempurna yang dalam tradisi Melayu disebut sebagai orang bertuah yang merupakan keinginan seorang Melayu.Tentang ini diungkapkan:
apa tanda orang bertuah,
sepadan ilmu dengan imannya
apa tanda orang bertuah,
lahir menakah batin sempurna
Dalam menuntut ilmu diwasiatkan agar melakukannya menurut ungkapan berikut:
menuntut ilmu pada yang patut,
mengaji ilmu pada yang terpuji,
belajar pada yang benar,
mencontoh pada yang senonoh,
memakai pada yang sesuai.
Selanjutnya disadari pula bahwa manusia cenderung suka pada kebudayaan asing yang membuka peluang tergerus atau hilangnya kebudayaan lokal.Orang Melayu yang bersikap terbuka sangat terpapar pada budaya asing yang banyak datang ke negerinya, akan tetapi senantiasa diingatkan untuk berhati-hati dan pandai menyaring mana yang sesuai dan bermanfaat dan mana pula yang tidak perlu diterima.Karena budaya Melayu mementingkan kemajuan ilmu dan pengetahuan dalam arti luas maka diingatkan dengan ungkapan berikut:
kalau hidup hendak senonoh,
banyaklah mencontoh
kalau hidup hendak terpandang,
ambillah ilmu orang